Palu (Kemenag Sulteng) - Sebanyak 70 Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Kota Palu menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya pada Upacara Hari Kesadaran Nasional, Senin (17/11/2025). Penghargaan yang dibedakan berdasarkan masa bakti 30, 20, dan 10 tahun ini bukan hanya sekadar pengakuan formal, melainkan simbol komitmen moral dan loyalitas luar biasa dalam mengabdi kepada masyarakat. Momentum yang digelar di halaman kantor tersebut menegaskan bahwa pelayanan publik yang profesional dan berintegritas merupakan fondasi dalam membangun kepercayaan negara terhadap warganya.

Dalam upacara yang dihadiri oleh seluruh pejabat dan ASN Kemenag Kota Palu, Kepala Kantor, Ahmad Hasni, bertindak selaku pembina upacara. Ia menekankan bahwa Hari Kesadaran Nasional harus dimaknai sebagai titik tolak untuk memperbarui semangat pengabdian. Lebih dari sekadar urusan pekerjaan, tugas ASN adalah amanah yang memerlukan ketulusan dan komitmen tinggi.

“Hari Kesadaran Nasional merupakan momentum bagi ASN untuk memperbaharui semangat pengabdian. Tugas dan amanah sebagai ASN bukan sekedar pekerjaan, melainkan wujud komitmen moral untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat,” tegas Ahmad Hasni dalam sambutannya.

Pernyataan tersebut menggarisbawahi pergeseran paradigma yang dituntut dari ASN di era kini. Sebuah transformasi dari birokrasi yang konvensional menuju birokrasi yang melayani dengan penuh kesadaran. ASN didorong untuk tidak hanya disiplin dalam aturan, tetapi juga harus memiliki kedisiplinan yang profesional, responsif terhadap dinamika kebutuhan masyarakat, serta akuntabel dalam setiap tindakan dan kebijakan yang diambil.

Pemberian Satya Lencana Karya Satya kepada 70 ASN dengan variasi masa bakti ini merefleksikan perjalanan panjang pengabdian yang konsisten. Mereka yang menerima untuk 30 dan 20 tahun telah melewati berbagai zaman dan perubahan regulasi, sementara yang untuk 10 tahun merepresentasikan generasi baru ASN yang ditantang untuk beradaptasi dengan percepatan digital dan tuntutan transparansi. Perbedaan masa bakti ini justru menunjukkan sebuah mata rantai dedikasi yang tidak putus, dari generasi ke generasi, dalam satu institusi.
 

“ASN hari ini dituntut untuk disiplin profesional, responsif dan akuntabel. Selamat kepada bapak/ibu yang menerima Satya Lencana sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi, kerja keras, dan loyalitas yang luar biasa. Semoga penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus berkarya dan memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat,” ujar Hasni, memberikan apresiasi sekaligus tantangan ke depan.

Pernyataan ini bukan hanya sekadar ucapan selamat, tetapi sebuah pesan strategis tentang kualitas ASN yang dibutuhkan bangsa. Dampak dari dedikasi para penerima penghargaan ini sesungguhnya dirasakan langsung oleh masyarakat di Kota Palu, mulai dari pelayanan administrasi keagamaan yang efisien, bimbingan kepada masyarakat, hingga peran dalam menjaga kerukunan umat beragama di tingkat akar rumput. Setiap tahun dari pengabdian mereka berkontribusi pada penguatan sendi-sendi sosial dan spiritualitas masyarakat.

Penganugerahan Satya Lencana Karya Satya di Hari Kesadaran Nasional ini mengirimkan pesan yang jelas: pengabdian yang tulus dan berkualitas akan selalu dihargai negara. Peristiwa ini bukan akhir dari sebuah perjalanan, melainkan batu pijakan untuk melangkah lebih maju. Ke-70 ASN penerima penghargaan, beserta seluruh jajaran Kemenag Palu, kini dihadapkan pada tantangan untuk terus mentransformasi semangat pengabdian tersebut menjadi inovasi-inovasi pelayanan yang lebih konkret, menjawab kebutuhan masyarakat, dan pada akhirnya turut memperkuat fondasi bangsa melalui birokrasi yang bersih, melayani, dan terpercaya. Perayaan ini adalah pengingat bahwa di balik tumpukan dokumen dan prosedur administratif, terdapat nyawa pengabdian yang menjadi ujung tombak kehadiran negara di tengah masyarakat.