
Pesantren Berperan Penting Hadapi Tantangan Pendidikan di Era Modern

Ket: Penyerahan hadiah simbolis berupa buku Wanita Mulia Idola Muslimah Milenial pada Penamatan Santri Pondok Pesantren Al Khairaat Nurul Iman Wosu, (Kamis 27/2/2025).
Morowali (Kemenag Sulteng) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Morowali, yang diwakili oleh Ketua Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Morowali, Muhammad Ashraf Amrullah, menghadiri acara penamatan santri Pondok Pesantren Al Khairaat Nurul Iman Wosu, Kamis (27/2/2025). Dalam kesempatan tersebut, Ashraf menekankan pentingnya peran pesantren dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern.
Dalam sambutannya, Ashraf menegaskan bahwa pesantren harus kembali menjadi pusat pendidikan utama di Indonesia dengan tetap menjaga nilai-nilai keislaman yang kuat. Ia menyampaikan bahwa pendidikan pesantren tidak hanya berfokus pada aspek keagamaan, tetapi juga membentuk karakter dan mental santri agar lebih tangguh.
"Pesantren tidak boleh kehilangan peran utamanya dalam membangun generasi yang kuat secara moral dan intelektual," ujarnya.
Fenomena "generasi stroberi," yang dinilai lebih rentan terhadap tekanan dan mudah mengalami gangguan emosional, juga menjadi sorotan. Ashraf menekankan bahwa lingkungan pesantren harus mampu menjadi wadah yang membentuk ketahanan mental santri serta membekali mereka dengan keterampilan hidup yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman.
"Jika santri dibimbing dengan baik, mereka tidak hanya akan kuat secara spiritual, tetapi juga siap menghadapi dinamika kehidupan," sebutnya.
Selain itu, ia juga menyoroti isu kesehatan mental remaja. Berdasarkan penelitian Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), disebutkan bahwa 1 dari 20 remaja mengalami gangguan mental. Menanggapi hal ini, Ashraf menegaskan bahwa pesantren memiliki peran strategis dalam membantu mengatasi persoalan tersebut.
"Dengan pendekatan pendidikan berbasis nilai-nilai spiritual dan moral, para santri dapat dibentuk menjadi individu yang lebih stabil secara emosional," jelasnya.
Sebagai bentuk apresiasi terhadap santriwati, hadiah simbolis berupa buku Wanita Mulia Idola Muslimah Milenial diberikan oleh Kementerian Agama Kabupaten Morowali. Buku tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi santriwati agar mereka tumbuh menjadi perempuan yang berdaya, cerdas, dan bermanfaat bagi masyarakat.
"Islam bukanlah agama yang menempatkan perempuan di bawah laki-laki. Sejarah telah membuktikan bahwa banyak perempuan berperan besar dalam peradaban Islam," tutur Ashraf.
Acara penamatan santri ini berlangsung dengan khidmat dan penuh makna. Hadir dalam acara tersebut ulama kharismatik Alhabib Idrus bin Abdillah Al Jufri serta berbagai tokoh penting lainnya. Sebagai penutup, penghargaan diberikan kepada santri berprestasi, berakhlak mulia, dan terfavorit sebagai bentuk apresiasi atas kerja keras mereka selama menempuh pendidikan. Dengan adanya acara ini, diharapkan para santri dapat mengamalkan ilmu yang diperoleh serta menjadi generasi yang berilmu dan berakhlak mulia di masa depan.


- 1 SE Menteri Agama No 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H
- 2 SE KPK Nomor 7 tentang Pencegahan Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Hari Raya
- 3 Pemberitahuan Uji Kompetensi Pranata Komputer, Statistisi, dan Asisten Statistisi Tahap I
- 4 SE Sekretaris Jenderal Nomor SE.12 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran Kementerian Agama Tahun 2025 dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Agama
- 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 2025 tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029