- Kontributor
1 Juli 2022 0:0:0 406

Orientasi Program Pemberdayaan Ekonomi Umat, !0 UMKM Dapat Bantuan 10 Juta

Ket: Penyerahan bantuan secara simbolis yang diserahkan Kakankemenag Kota Palu kepada UMKM penerima manfaat saat workshop


Palu (Kemenag Sulteng) --- Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI bersama Kemenag Kota Palu menggelar kegiatan Workshop Orientasi Program Pemberdayaan Ekonomi Umat Tahun 2022 pada Jum’at (1/7) di Aula Kantor Kemenag Kota Palu secara hybird.

Dalam pembukaan Workshop ini, hadir Plh. Kakanwil Kemenag Sulawesi Tengah (Sulteng), Makmur M. Arif, Kakankemenag Palu, Nasruddin L. Midu, Kabid Bimais Kanwil Kemenag Sulteng, Junaidin, Kasi Bimais Kankemenag Palu, Isnaeni, Sub Kordinator Pemberdayaan Zakat  dan Wakaf Kanwil Kemenag Sulteng, Umar Godal , Tim Verifikasi Kemenag RI dan  Tim Asesmen (pendamping) Kemenag Kota Palu dan pendamping dari lembaga amil zakat.

Sebelum dibuka secara resmi, Kakankemenag Kota Palu, Nasruddin L. Midu mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kakanwil Kemenag Sulteng yang telah memberikan arahan kepada pihaknya terkait program ini. Dirinya juga mengapresiasi jajaran KUA Palu Barat atas usahanya dalam menjalankan program pemberdayaan tersebut.
“Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, dan berharap kegiatan ini bisa membawa manfaat  bagi masyarakat Islam khususnya pegiat UMKM yang memenuhi syarat  di Kecamatan Palu Barat,” ungkapnya.

Ia mengatakan, jika nantinya program yang akan dibina selama tiga tahun ini berhasil, tidak menutup kemungkinan akan hadirnya program Kemenag yang akan membantu masyarakat lainnya.
“Asal bantuan yang diberikan kepada kalian (penerima manfaat) bisa digunakan sebaik-baiknya untuk pengembangan usaha,” pesannya.

Terakhir Kakankemenag mengingatkan para tim pendamping untuk melakukan pendampingan secara intensif, sehingga penggunaanya bisa tepat sasaran.  
“ Pelaksanaan pengeloaan dana bantuan ini membutuhkan pengawalan, pendampingan, pembinaan, dan edukasi dan  diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan bantuan tersebut sesuai peruntukannya. Kita tidak berharap atau jangan sampai bantuan ini tidak sesuai dengan pencapaian tujuannya.  Oleh karena itu, harus dipergunakan sebaik mungkin disertai laporan pertanggung jawabannya,”  tegasnya.

Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf, H.Tarmizi Tohor mengungkapkan bahwa workshop ini sebagai sarana sosialisasi yang perlu dipublikasikan kepada masyarakat, sehingga masyarakat menyadari dan memahami langkah dan upaya pengembangan perekonomian umat melalui pemberdayaan perekonomian syariah.

Pelaksanaan program ini harus jelas dan terukur, sehingga dilaksanakan di KUA sebagai lini yang bersentuhan dengan masyarakat. Oleh karena itu, sebagai lini yang memahami situasi dan kondisi di lapangan dalam menentukan penerima bantuan adalah pihak KUA itu sendiri. KUA harus memahami secara pasti pihak yang layak menerima dana bantuan agar penyaluran dana bantuan tepat sasaran. Dengan tetap diawasi dan dievaluasi Kantor Kementerian Agama Kota/Kota dan Kanwil Kemenag Provinsi masing-masing. Ini akan menjadi sangat luar biasa bila terus dikembangkan kedepannya. Harapannya, seluruh KUA akan menjadi penggerak yang melaksanakan program pengembangan perekonomian umat ini.

“Program bantuan ini diharapkan dapat memicu masyarakat yang memiliki kemampuan untuk saling membantu karena mengetahui penyaluran bantuan ini dikembangkan dengan hasil yang jelas,” harapnya.

Sementara itu disela-sela pembukaan secara hybrid tersebut, Plh. Kakanwil, Makmur M. Arif menuturkan, bahwa  ada enam program unggulan yang dicanangkan Gus Menteri, Yaqut Cholil Qoumas pada Tahun 2021 yang lalu, salah satunya adalah program Revitalisasi KUA.
“Sesuai dengan perkembangan zaman, dilakukan program ini sebagai program jangka menengah,” ungkapnya.

Menurutnya, program pemberdayaan ekonomi umat adalah program sensitive yang laku dijual dibutuhkan oleh umat kekinian.
“Zakat dan wakaf ternyata adalah ibadah yang sifatnya dua dimensi, apa maksudnya ? Yang pertama adalah dimensi Hablum minallah. Yakni hubungan antar hamba dan tuhannya, bentuk penghambaan dan kita ketaatan kepada ALllah SWT.
Kemudian dimensi horizontal, utamanya dimensi sosialnya , hubungan manusia dengan manusia, sangat berguna membanntu teman, rekan kerja, pelaku usaha kecil menengah,” jelasnya.

Makmur menambahkan,  selama ini terkadang sebuah program  tidak dilakukan secara kontinyu, padahal untuk mencapai hasil yang maksimal, setiap program harus dilakukan secara simultan, disinilah peran tim pendamping nantinya. 
“Inilah yang menjadi tugas pendamping sekaligus penyuluh KUA agar pemanfaatan bantuan tersebut bersifat produktif dalam jangka waktu panjang,” tutur Makmur.

Hal lain yang juga dijelaskan Makmur yakni tentang pemanfaatan wakaf produktif yang digencarkan Kemenag yang menurutnya memiliki kontribusi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat menurutnya  rogram tersebut dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berwakaf. 
"Jadi persepsi orang terhadap KUA tidak hanya sekadar urusan pernikahan, namun juga dapat menjadi sentra pemberdayaan masyarakat melalui optimalisasi dana zakat dan wakaf," ungkapnya.

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Edukasi Inovasi dan Kerjasama Zakat Wakaf Kemenag RI, Wida Sukmawati menyampaikan bahwa workshop ini sebagai kegiatan sosialisasi rangkaian program pemberdayaan dan pengembangan perekonomian umat yang dilaksanakan oleh Dirjen Bimas Islam Kemenag RI sebagai program strategis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, melalui sektor kerja paling bawah di daerah, yaitu penyaluran bantuan produktif bagi pengembangan usaha mandiri melalui KUA. Tentunya hal ini dapat menjadi salah satu upaya yang menjadi solusi pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan dan kemaslahatan umat.

Sebanyak 25 KUA percontohan yang menjadi replika bagi KUA lainnya dari 36 titik KUA percontohan dalam pengembangan perekonomian umat. Harapan kedepan, akan lebih banyak lagi KUA yang menjalan tugas pelayanan layanan pemberdayaan zakat dan wakaf, serta pengembangan perekonomian umat. 

Kementerian Agama di pusat dan daerah, pendamping penerima bantuan, dan penerima bantuan harus bersama-sama mendukung keberhasilan program pemerintah ini. Kementerian Agama pusat dan daerah sebagai pengawasan dan pengevaluasian program, serta KUA sebagai pelaksana yang memastikan pelaksanaan program ini dengan baik. “Pendamping penerima bantuan harus memastikan pemanfaatan bantuan secara tepat guna. Dan penerima bantuan harus memiliki motivasi usaha mandiri sehingga berkembang sesuai harapan bersama. Jika tidak ada motivasi tinggi untuk lebih baik lagi, maka sestrategis apapun program yang dijalankan, tidak akan berhasil. Dengan pengukuran pendapatan meningkat, aset meningkat, dan kualitas kesejahteraan keluarga meningkat,” jelas Wida.

Workshop ini diikuti oleh 10 penerima bantuan dan 10 pendamping penerima bantuan pemberdayaan pererkomomian umat secara hybrid (secara online dan offline),di masing-,masing KUA dibeberapa  provinsi, yakni Provinsi Sulawesi Tengah (KUA Palu Barat), Sulawesi Tenggara (KUA Kendari Barat), Sulawesi utara (KUA Girian), Sulawesi Barat (KUA Mamuju) dan Gorontalo (KUA Dungingi) 

Untuk wilayah  Kota Palu, Kegiatan ini diakhiri dengan penyerahan secara simbolis bantuan dana sebesar 10 juta kepada para UMKM penerima manfaat.

(Fuad)

Tags: -

Editor: Humas Ahsan
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex