- Kontributor
22 Oktober 2019 0:0:0 478

Peringatan Hari Santri 2019, Kakankemenag Tolitoli Bertindak Sebagai Inspektur Upacara

Ket:


Tolitoli(Humas Kemenag),- Kepala Kantor Kementerian Agama(Kakankemenag) Kabupaten Tolitoli H. Muchlis menghadiri dan sekaligus bertindak sebagai  Inspektur upacara pada peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019 Selasa, (22/10/2019) yang bertempat  di Pondok Pesantren Sirojul Ma’ruf Dapalak.

Kegiatan upacara ini dihadiri oleh Kepala Seksi pendidikan Diniyah dan  Pondok Pesantren Kantor Kemenag Tolitoli Hj. Andi Nurhayati bersama Staf Pelaksana, para Pimpinan Pondok Pesantren beserta dewan guru dan seluruh Santri dan Santriwati se Kabupaten Tolitoli.

Kegiatan upacara ini diawali dengan pembacaan pancasila dilanjutkan pembacaan UUD 1945 dan pembacaan Ikrar santri.

sementara itu Kakankemenag Tolitoli H. Muchlis dalam amantanya menyampaikan sambutan Menteri Agama RI dalam Upacara peringatan Hari Santri 2019 menyampaikan bahwa Adapun tema dalam peringatan upacara  hari santri nasional 2019 adalah “Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia”. Isu perdamaian diangkat berdasar fakta bahwa sejatinya pesantren adalah laboratorium perdamaian. Sebagai laboratorium perdamaian, pesantren merupakan tempat menyamai ajaran islam rahmatanlilalamin,islam ramah dan moderat dalam beragama. Sikap moderat dalam beragama sangat penting bagi masyarakat yang plural dan multikultural. Dengan cara seperti inilah keragaman dapat disikapi dengan bijak serta toleransi dan keadilan dapat terwujud. Semangat ajaran inilah yang dapat menginspirasi santri untuk berkontribusi merawat perdamaian dunia.

setidaknya ada sembilan alasan dan dasar mengapa pesantren layak disebut sebagai laboratorium perdamaian yaitu pertama kesadaran harmoni beragama dan berbangsa, kedua adalah metode mengaji dan mengkaji, ketiga adalah para santri biasa diajarkan untuk khidmah (pengabdian). Ini merupakan ruh dan loyalitas santri yang dibingkai dalam paradigma etika agama dan realitas kebutuhan sosial.

Kemudian keempat adalah pendidikan kemandirian, kerjasama dan saling membantu dikalangan santri. lantaran jauh dari keluarga,santri terbiasa hidup mandiri,memupuk solidaritas dan gotong royong sesama para pejuang ilmu, kelima gerakan komunitas seperti kesenian dan sastra tumbuh subur di pesantren,seni dan sastra sangat berpengaruh pada perilaku seseorang,serta dapat mengespresikan perilaku yang mengedepankan pesan-pesan keindahan, harmoni dan kedamaian, keenam lahirnya beragam kelompok diskusi dalam skala kecil maupun besar untuk membahas hal-hal remeh sampai yang serius. dialog kelompok membentuk santri berkarakter terbuka terhadap hal-hal yang berbeda dan baru.

Selanjutnya ketujuh, merawat Khazanah kearifan lokal, kedelapan prinsip maslahat (kepentingan umum)merupakan pegangan yang sudah tidak bisa ditawar lagi oleh kalangan pesantren dan kesembilan adalah penanaman spritual dengan melatih para santrinya untuk Taskiyatunnafs yaitu proses pembersihan hati ini biasanya dilakukan melalui amalan dzikir dan puasa.

Tags: -

Editor: Humas Lilis
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex