- Kontributor
16 November 2022 0:0:0 76

Dialog Religi Interaktif, Kepala KUA Palu Barat Haerullah Paparkan Makna Hakekat Persaudaraan

Ket: Kepala KUA Palu Barat, H. Haerullah M. Arief, sebagai narasumber dalam acara dialog religi interaktif di LPP RRI Palu


Palu (Kemenag Sulteng) – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Palu kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Palu, menyelenggarakan dialog religi interaktif dengan tema “Hakekat Persaudaraan”. Kali ini menghadirkan narasumber Kepala KUA Palu Barat, Dr. H. Haerullah Muh. Arief, M.H.I. dengan presenter Umi Kalsum di LPP RRI Palu, Selasa (15/11/2022).

Kepala KUA, H. Haerullah mengungkapkan hakekat persaudaraan atau ukhuwah dalam Islam bukan hanya dititik beratkan kepada keterikatan atau kesatupaduan, tapi lebih dari itu, persaudaraan merupakan kesadaran atas kesamaan dan kebersamaan untuk mewujudkan rahmat Allah bagi seluruh alam ini.

Menurutnya, persaudaraan mengandung makna sebagai instrument perjuangan yang mulia dan sebagai strategi yang bersifat universal untuk menciptakan kemakmuran, keadilan dan kedamaian bagi manusia di alam semesta.

“Hakekat persaudaraan bertujuan untuk saling bekerjasama dan saling tolong menolong untuk berbuat kebajikan dan kebenaran dan bukan untuk bermusuhan atau melakukan perbuatan mungkar,” ujar Haerullah.

Selain itu, sebagai inspirasi, Haerullah mengajak untuk melihat kisah Nabi Nuh AS yang terkenal dengan kisah kapal untuk mengarungi banjir besar. Namun, di luar bahteranya, ada banyak hikmah dan pelajaran yang dapat dipetik dari kisah tersebut.

Ia menjelaskan bahwa, Nabi Nuh juga masuk dalam rasul Ulul Azmi, yaitu rasul dengan ketabahan dan keteguhan hati yang luar biasa. Nabi Nuh diutus oleh Allah SWT untuk menyerukan ajaran Allah kepada umat yang menyembah berhala dan penuh dengan kedzaliman.

Lebih lanjut, Ia ungkapkan bahwa pengikut Nabi Nuh diusir oleh para penguasa di masa itu,Kaum Nabi Nuh juga menantang untuk mendatangkan azab kalau memang Nuh yang benar. "Mereka berkata Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantahan dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan itu, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.

“Nabi Nuh lalu berdoa agar Allah memberi hukuman pada orang-orang kafir tersebut. Allah lantas memerintahkan Nabi Nuh untuk membuat sebuah bahtera berupa kapal besar untuk mengangkut orang yang beriman beserta sepasang hewan. Allah menyebut orang-orang kafir itu akan ditenggelamkan,” ucapnya.

Atas perintah itu, Nabi Nuh mengumpulkan pengikutnya dan bergotong royong membuat bahtera dari kayu siang dan malam dalam beberapa tahun. Kerja keras Nabi Nuh ini juga mendapat cemohan dari orang-orang yang tercela.

"Maka Allah menyelamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal. Kemudian Allah tenggelamkan orang-orang yang tinggal, termasuk putra Nabi Nuh, Kan'an dan istrinya yang durhaka. Nabi Nuh sempat mengajak Kan'an naik ke atas kapal, tapi ia menolak dan yakin dapat menyelamatkan diri dari air besar itu,” ujarnya.

Nabi Nuh lalu menyadari bahwa cinta pada anaknya membuatnya lupa pada Allah. Nuh lalu memohon ampun kepada Allah dan mengikhlaskan anaknya yang meninggal dan masuk dalam golongan orang kafir.

Dari kisah tersebut kata Haerullah, kiranya kita dapat mengambil keteguhan dan kesabaran Nabi Nuh dalam bersyukur dan beribadah kepada Allah SWT. Sebagai salah satu pelajaran penting, bahwa hakekat persaudaraan sesungguhnya buka hanya dilihat dari hubungan darah, tetapi siapapun yang dapat bersama-sama untuk mencari keridhaan Allah semata.

"Ketika mengalami cobaan dan ujian dari Allah, orang selamat atau tidak, tergantung pada rahmat-Nya, bukan karena keturunan siapa, bukan karena anak Nabi. Siapapun yang tidak beriman dan tidak bertakwa, nasibnya akan seperti keluarga Nabi Nuh," tandas Haerullah.

Penulis Kasman

Tags: -

Editor: Humas Ahsan
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex