Poso, (Humas Kemenag) – Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso, melalui Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam menggelar Forum Group Discussion (FGD) Dialog Organisasi Masyarakat Keagamaan Islam dengan tema “Penguatan Deteksi Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan", Kamis, (17/7). Kegiatan ini berlangsung di Aula Kemenag dan dihadiri oleh Kasi Bimas Islam Kemenag Poso, Ketua FKUB, Ketua Komda Alkhairaat, serta para tokoh lintas organisasi masyarakat keagamaan.
FGD tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso, H. Sutami. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program strategis Kementerian Agama yang sejalan dengan misi pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Asta Cita Presiden.
“Program ini bertujuan memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,” ujar Sutami. 
Ia juga mengingatkan pentingnya deteksi dini terhadap potensi konflik sosial, terutama yang berdimensi keagamaan, sebagai bagian dari ikhtiar menjaga kohesi sosial di tengah keberagaman masyarakat. Forum ini diharapkan dapat menjadi ruang dialog produktif dalam menyamakan persepsi antar aktor keagamaan di tingkat lokal.
Hadir dalam forum ini, Kepala Kantor Urusan Agama dari berbagai kecamatan, para Penyuluh Agama Islam, serta perwakilan organisasi kemasyarakatan Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Alkhairaat, DDI, dan undangan lainnya.
Diskusi berlangsung dinamis dengan nasarumber  yang disampaikan langsung oleh Kakan Kemenag Poso,  H. Sutami yang menyampaikan pentingnya memperkuat literasi moderasi beragama di kalangan masyarakat akar rumput. Selain itu, peserta menyampaikan pandangan serta pengalaman masing-masing dalam membangun kerukunan di wilayah tugas mereka.
Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program nasional Kementerian Agama yang menekankan penguatan nilai-nilai moderasi beragama, dengan menempatkan kebersamaan, toleransi, dan antisipasi konflik sebagai pilar utama dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat Indonesia.