Dai Harus Melek Digital, Kepala Kemenag Tojo Una-Una Tegaskan Dakwah Harus Adaptif
Ket: Peserta Kegiatan
Tojo Una-Una (Kemenag Sulteng) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tojo Una-Una, Muh Syahruddin, menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas aparatur dan dai agar mampu berdakwah secara kreatif dan adaptif di tengah perkembangan teknologi digital.
Hal ini disampaikannya saat membuka kegiatan Pembinaan Dai dan Daiyah dengan subtema “Dai Kreatif, Dakwah Adaptif Menguatkan Moderasi Beragama di Era Digital”, yang digelar di Aula Kantor Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kemenag Tojo Una-Una, Senin (03/11/2025).
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama Kabupaten Tojo Una-Una dan diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama, khususnya para penghulu yang berperan langsung dalam pelayanan dan pembinaan masyarakat.

Dalam sambutannya, Kakankemenag Syahruddin menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut, sebagai langkah strategis untuk memperkuat peran ASN dan dai dalam menyampaikan pesan keagamaan yang sejuk, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
“Melalui pelatihan ini, kita ingin mengembangkan kompetensi ASN, khususnya penghulu, agar tidak hanya fasih menyampaikan pesan keagamaan dari mimbar atau podium, tetapi juga mampu kreatif dalam menyebarkan dakwah melalui konten digital yang bisa diakses masyarakat dari mana saja,” ujarnya.
Ia menambahkan penguasaan teknologi informasi dalam dakwah harus dibarengi dengan kebijaksanaan dalam meyampaikan pesan keagamaan. Tidak hanya soal teknis, tapi juga cara mengemas pesan denhan nilai-nilai moderasi beragama.
“Insyaallah kegiatan ini memberikan manfaat positif bagi kita semua agar bisa berdakwah dengan cara yang menarik namun tetap santun dan berimbang,” tambahnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ustaz Muhammad Hamdi, Lc. dengan materi “Optimalisasi Penggunaan Media Sosial dalam Penyebaran Dakwah”, dan Abdul Fattah Fahrurozzy, S.H., yang membawakan topik “Teknik Pemanfaatan Media Sosial untuk Dakwah di Kalangan Milenial.”
Salah satu peserta, Abd. Rahman Saru, penghulu di KUA Kecamatan Ulubongka, menyampaikan pelatihan tersebut sangat relevan dengan tantangan tugas di lapangan yang semakin kompleks. “Materi yang disampaikan sangat membantu kami dalam menghadapi masyarakat di era digital yang semakin terbuka dan dinamis,” ujarnya.

Ia menilai, kegiatan ini membuka pandangan baru tentang bagaimana berdakwah secara kreatif dan adaptif, terutama melalui media sosial. “Kami jadi lebih tahu bagaimana menarik perhatian masyarakat melalui media sosial. Sekarang hampir semua orang hidup di dunia digital, jadi cara penyampaian pesan keagamaan pun harus menyesuaikan dengan perkembangan itu,” tambahnya.
Lebih lanjut, Abd. Rahman menilai kegiatan ini memberikan contoh konkret bagaimana menjadi dai yang interaktif, kreatif, dan tetap berpegang pada nilai-nilai keislaman serta moderasi. “Kami mendapatkan gambaran baru bagaimana berdakwah yang mudah diterima masyarakat digital tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan agar para dai dan ASN Kementerian Agama semakin terampil dalam memanfaatkan teknologi digital untuk berdakwah dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik.
Melalui kegiatan yang diprakarsai oleh Seksi Bimas Islam ini, diharapkan lahir dai dan daiah yang tidak hanya cakap secara keilmuan, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di era digital dengan semangat moderasi beragama yang kuat dan berdampak positif bagi masyarakat.

