- Kontributor
24 September 2023 0:0:0 166

Workshop IKM Kelompok Kerja Madrasah Swasta Se-Kota Palu

Ket: Kakankemenag Kota Palu, H. Nasruddin L. Midu, saat memberikan sambutan sekaligus materi pada Workshop IKM KKM Swasta se Kota Palu, di Ruang Multimedia MAN 2 Kota Palu, Sabtu (23/9/23)


Palu (Kemenag Sulteng) -- Dalam konteks proses belajar mengajar, para pendidik selalu diingatkan dengan hikmah at-thariqah ahammu minal maddah, secara terjemah bebas dapat diartikan bahwa, metode lebih penting dari materi. Materi apapun yang disampaikan, jika menggunakan metode yang benar, maka dapat diterima siswa dengan baik.

Demikian disampaikan Kakankemenag Kota Palu, Nasruddin L. Midu, saat memberikan sambutan sekaligus materi pada kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) Kelompok Kerja Madrasah Swasta se Kota Palu, di Ruang Multimedia MAN 2 Kota Palu, Sabtu (23/9/2023).

Menurutnya, materi yang telah dipersiapkan dengan matang oleh seorang guru, akan menjadi hampa, tanpa metode yang baik. metode memang berpengaruh, namun tidak mutlak. Yang berpengaruh adalah manusianya,  al-mudarris nafsihi atau guru itu sendiri. Tak berhenti pada kata guru, ada sesuatu yang lebih penting dari itu, yakni jiwa seorang guru, atau ruh al-mudarris.  

Kakankemenag Nasruddin, menuturkan ada suatu kaidah, ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman  mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya,  sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian.

“Ini mengandung makna bahwa ilmu itu bersifat dinamis dan tidak tetap, keberadaannya menyesuaikan  dengan kondisi sekarang dan kehidupan masa depan”, ujarnya.

Kurikulum merdeka diberikan sebagai opsi bagi satuan pendidikan untuk melakukan  pemulihan pembelajaran. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji  ulang berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran tersebut.

“Pendidik berperan sebagai fasilitator, tutor, penginspirasi dan pembelajar sejati yang memotivasi peserta didik untuk merdeka belajar. Pendidik menjadi penginspirasi bagi tumbuhnya kreatifitas peserta didik”, jelas Nasruddin.

Selain itu, Ia mengatakan bahwa kurikulum di Indonesia bersifat dinamis, artinya bisa sewaktu-waktu mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Dan terbaru yang akan digunakan di dunia pendidikan adalah kurikulum merdeka belajar. 

“Kurikulum merdeka belajar merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sebagai upaya mengembangkan kurikulum dari yang sudah ada sebelumnya”, ungkapnya.

Ia menambahkan, kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten belajar akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk menguatkan kompetensi.

Sebelumnya, Ketua Panitia dalam laporannya mengatakan, kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang dalam proses pembelajarannya mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Artinya para peserta didik bisa memilih pelajaran apa saja yang diinginkan sesuai dengan bakat dan minatnya.

“Kurikulum Merdeka dalam pelaksanaannya, guru lebih memiliki keleluasaan dalam memilih perangkat mengajar sehingga proses pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik”,ucapnya.

Sehingga untuk bisa menciptakan pembelajaran yang menarik dan informatif, peserta didik memerlukan yang akan membuat suasana belajar semakin hidup dan interaktif. Selain itu tentu persiapan memahami materi merupakan hal utama yang harus diperhatikan.

Turut hadir dalam kegiatan workshop tersebut, Ketua Pokjawas Alfian, pengawas pembina, Nurhayati Nadra, Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan (BDK) Manado, Anwar, Fasilitator, Panitia Pelaksana dan peserta kegiatan workshop IKM, (kasman)

Tags: -

Editor: Muhammad Kasman
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex