Belajar Kerukunan dari Desa Uwemanje, Kampung Moderasi Beragama di Sigi
Sigi (Kemenag Sulteng) – Kalau memahami konsep moderasi beragama hidup akan indah, akan hilang segala rasa yang muncul akibat dari perbedaan.
Mungkin kita pernah merasakan ketika melihat orang yang berbeda kita tidak suka tidak senang. Itu manusiawi, tapi ketika memahami mendalami moderasi beragama yang muncul bukan kebencian tapi cinta.
Karena justru dari perbedaan kita mampu belajar dari kekurangan kita, konsep ini sangat cocok di Indonesia. kehidupan keagamaan yang berbeda namun menciptakan keragaman menjadi kekuatan, seperti di Desa uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi.
Kalimat ini mengawali sambutan Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah Ulyas Taha, saat memberikan sambutan dan membuka kegiatan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Pokja Moderasi Beragama Tahun 2024.
Kegiatan yang digagas Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama RI ini, sekaligus juga menjadi menjadi momentum pemasangan plang lokasi Kampung moderasi beragama yang berarti telah resmi menjadi kampung moderasi beragama, Desa Uwemanje Kecamatan Kinovaro Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.
Kakanwil Ulyas Taha turut bangga karena dengan Desa Uwemanje yang menjadi kampung moderasi. Ia mengatakan Kabupaten Sigi pantas menjadi laboratorium kerukunan yang lokasinya di Sigi di Kecamatan Kinovaro. Kemenag juga menambah dua kampung moderasi beragama di Sigi, yakni di Kecamatan Palolo dan Gumbasa. Sehingga banyak tempat belajar KUB di Kabupaten Sigi dan dapat terjalin kerukunan umat beragama.
Menurut laporan Ketua panitia, Kasubdit PAI Ditjen Bimas Islam Amirullah, ada seribu kampung Moderasi Beragama di indonesia, dari yang dikunjungi Desa uwemanje yang luar biasa, katanya.
Ia memaparkan Moderasi Beragama merupakan upaya untuk hidup rukun, tentram moderat adalah wajah kita, tradisi kita, kedamaian toleransi yang tinggi mesti terus dijaga dan ditingkatkan.
“Tolak segala bentuk upaya pecah belah Moderasi Beragama adalah cara kita, dan program prioritas pemerintah upaya menjaga ketahanan nasional,” ujarnya.
Ia juga menyerukan bahwa tidak ada satupun alasan bagi umat untuk membenci orang yang berbeda agama, beda suku. karena telah ada sejak jaman manusia ada. “Tuhan menciptakan perbedaan, hidup rukun damai toleransi mari kita jaga dengan terus kita bergandengan tangan, menciptakan kerukunan,” pungkasnya.
Desa Uwemanje Kampung Moderasi Beragama dan Dukungan Pemerintah Daerah
Pembangunan tugu moderasi beragama bukan sekedar membangun, “ngata” sudah berdiri lewat adat istiadat, yang kita kenal dengan madika. munculnya beberapa agama di uwemanje, Nasrani yang duluan hadir di desa uwemanje, di ikuti tahun 60-an Islam masuk. kehadiran agama Kristen dan Islam, bukan berarti membuat satu kelompok masing-masing, kehadiran agama ini, leluhur kami menciptakan persatuan membina hubungan yang baik, sampai hari ini, sehingga terpilih sebagai desa moderasi beragama, tutur tokoh masyarakat Demus Y. Paridjono, Direksi Bumdes Masane Singgani Desa Uwemanje
"Leluhur kami mengajarkan kita untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan. Motto kami adalah kita kana mosongu ,kita kana morambanga, nosongu indo nosongu uma nosantavuni nosampesuvu”, ungkap salah seorang tokoh masyarakat Demus Y. Paridjono, Direksi Bumdes Masane Singgani Desa Uwemanje dalam bahasa Kaili.
(Arti motto tersebut adalah tetap bersatu, tetap bersama, satu ibu satu ayah, satu ari ari dalam persaudaraan).
Menurutnya, perbedaan agama tetap ada, karena pebedaan membuat bersatu sehingga toleransi di Uwemanje sangat terjaga, ketika dicanangkan sebagai desa moderasi. Ia berharap keberadaan Kampung moderasi ini bukan sekedar tugu, tapi kehadiran tugu menjadi wisata lokal pun mancanegara bahkan ke depannya dapat dibangun fasilitas lainnya untuk pembangunan di Desa Uwemanje.
Senada hal itu, Bupati Sigi menjelaskan di Desa Uwemanje moderasi beragama bukan lagi sekedar teori melainkan menjadi tindakan. Bahkan tidak hanya di Desa tersebut, menurut pengakuan Bupati, Pemerintah Kabupaten Sigi sangat mendukung upaya penguatan moderasi beragama di daerahnya. Bupati Sigi dalam sambutannya menyatakan bahwa moderasi beragama bukan hanya program, tetapi tindakan nyata yang dilakukan bersama.
Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi juga telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan rumah ibadah, studi religi, wisata religi, dan pendidikan keagamaan sebagai bentuk dukungan terhadap kerukunan umat beragama, dimana komposisi umat beragama Kristen dan Islam di Sigi cukup besar.
- 1 Pengumuman Pembatalan Pelamar Pengadaan PPPK Eks THK II dan Tenaga Non ASN Database BKN Tahun Anggaran 2024
- 2 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan PPPK bagi Eks Tenaga Honorer Kategori II & Tenaga Non ASN yang Terdaftar dalam Pangkalan Data BKN Kemenag RI TA 2024
- 3 Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2024
- 4 Logo Hari Guru 2024
- 5 Pengumuman Seleksi dan Persyaratan PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi Tahun 1446 H/2025 M