Kemenag Sulteng Gaungkan Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi bagi Pengawas Madrasah
Ket: Plt. Kepala Kanwil Kemenag Sulteng saat membuka kegiatan
Palu (Kemenag Sulteng) - Suasana penuh semangat menyelimuti Aula MAN 2 Kota Palu saat puluhan pengawas madrasah dari berbagai kabupaten/kota di Sulawesi Tengah berkumpul dalam kegiatan Silaturahmi dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi. Rabu (29/10/2025)
Kegiatan yang mengusung tema “Bersama Kita Wujudkan Cinta dalam Ruh Pendidikan” ini secara resmi dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah, Muchlis.
Dalam sambutannya, Muchlis memberikan apresiasi tinggi kepada Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Provinsi yang telah menginisiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, kegiatan ini merupakan wujud nyata dukungan terhadap program prioritas Kementerian Agama, khususnya implementasi Kurikulum Berbasis Cinta dan Ekoteologi.
“Kegiatan ini selaras dengan Asta Protas Kementerian Agama, yakni menumbuhkan cinta kemanusiaan dan cinta lingkungan. Dua hal ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter peserta didik di madrasah,” ujarnya.
Muchlis juga menegaskan bahwa pemerintah melalui Kementerian Agama terus menunjukkan keberpihakan terhadap peningkatan mutu pendidikan madrasah.
“Banyak kebijakan telah digulirkan, mulai dari penguatan manajemen dan tata kelola, penerapan manajemen berbasis madrasah, hingga digitalisasi perencanaan dan evaluasi berbasis aplikasi. Semua diarahkan untuk mewujudkan madrasah yang unggul dan berdaya saing,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pokjawas Nasional, Zurni, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa Kurikulum Berbasis Cinta bukan sekadar konsep, tetapi pendekatan yang menempatkan cinta sebagai ruh dari proses pendidikan.
“Pendekatan ini bertujuan melahirkan insan yang humanis, nasionalis, naturalis, dan toleran, dengan cinta sebagai dasar dalam setiap proses belajar. Kurikulum ini diharapkan mampu menciptakan dunia pendidikan yang damai, harmonis, dan penuh kasih,” ungkapnya.

Zurni menambahkan, Kurikulum Berbasis Cinta memiliki empat dimensi utama, yaitu sebagai ide, rencana tertulis, implementasi nyata, dan hasil (outcome). Melalui empat dimensi tersebut, nilai cinta diharapkan dapat terinternalisasi dalam kegiatan intra, ko, dan ekstrakurikuler di madrasah.
Kegiatan ini juga menjadi wadah refleksi dan pembelajaran bagi para pengawas madrasah yang berperan strategis sebagai “gurunya para guru.”
Dengan penguatan kompetensi dan pemahaman terhadap kurikulum berbasis cinta dan ekoteologi, para pengawas diharapkan mampu menjadi penggerak utama dalam mewujudkan madrasah yang unggul, berkarakter, dan berwawasan lingkungan.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 29–30 Oktober 2025 ini, turut dihadiri Kepala Bidang Pendidikan Madrasah, Muh. Syamsu Nursi Kasi Pendis Kab. Sigi, 64 pengawas madrasah, serta para kepala madrasah negeri se-Kota Palu.
.jpeg)

