
Akhlak Menjadi Prioritas Utama Pembangunan Dibidang Agama

Ket: Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. saat menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan jarak jauh (PJJ) Teknik kehumasan Oleh BDK Manado, (14/6)
Palu (Kemenag Sulteng) -- Akhlak yang mulia merupakan kunci untuk meraih segala kemuliaan hidup. Tanpa akhlak mulia maka kehidupan ini akan tidak ideal dan tidak akan terwujud keadilan yang diinginkan setiap manusia.
Demikian diungkapkan Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI, Prof. Dr. H. Suyitno, M.Ag. saat menjadi narasumber dalam kegiatan pelatihan jarak jauh (PJJ) Teknik kehumasan, multimedia bagi penyuluh agama, media pembelajaran guru, Penguatan kompetensi Kepala Madrasah, dan Perpustakaan oleh Balai Diklat Keagamaan (BDK) Manado, Rabu (14/6/2023).
Menurutnya, bagi umat Islam sudah menjadi keharusan dan keyakinan, bahwa dengan akhlak mulia maka kehidupan, mulai keluarga, lingkungan masyarakat, bahkan bangsa dan negara, akan meraih kebahagiaan yang sesungguhnya.
“Akhlak mulia selalu menjauhkan diri dari hal-hal yang dapat merusak kepribadian, yaitu tidak amanah, tidak saling menghargai, memfitnah, mengadu domba, hasut, takabbur, tidak peduli pada orang lain, dan sebagainya. Manakala sifat-sifat yang dimaksudkan itu berhasil dijauhkan dari masyarakat, maka ketenteraman akan terwujud dengan sendirinya”, ucapnya.
“Manusia yang menyandang akhlak mulia, maka tidak akan ada lagi kesenjangan yang terlalu jauh, tidak akan ada yang merugikan orang banyak, tidak akan terjadi penindasan, dan seterusnya. Hal-hal buruk yang merusak tatanan masyarakat tersebut tidak akan terjadi jika akhlak mulia berhasil dibangun”. sambungnya.
Dituturkannya, membentuk akhlak mulia, sama halnya dengan membangun atau membersihkan hati. Sekedar menjadikan orang pintar mungkin saja dapat dilakukan dengan cara sungguh-sungguh menuntut ilmu di sekolah, akan tetapi membuat seseorang berhati bersih, berakhlak tidak cukup melalui madrasah atau bahkan perguruan tinggi sekalipun.
“Membangun akhlak mulia telah dicontohkan Nabi Muhammad saw, sebagaimana tertuang dalam konsep qur’an, Sesungguhnya Engkau Muhammad Berbudi Pekerti Yang Agung, dan juga diutusnya untuk menyempurnakan akhlak. Demikian pula kitab suci dapat dibaca setiap saat sebagai wujud ketaatan kepada sang pencipta”, ungkapnya.
Selain itu, Suyitno menjelaskan, pembangunan dibidang agama perlu peningkatan peran moral dan etika agama dalam pembangunan masyarakat, salah satunya mendorong berkembangnya perilaku mulia dalam masyarakat yang ditandai dengan karakter, seperti kejujuran, kesantunan, keikhlasan, dan kepedulian sosial.
“Mendorong penyelenggaraan pendidikan agama pada semua lembaga pendidikan negeri dan swasta, juga terkait kerukunan umat beragama untuk saling menghargai dan menghormati, serta mendorong sinergi yang humanistik dengan masyarakat yang sesuai dengan kata dan perbuatan untuk menjadi pribadi yang berakhlak mulia”, tandasnya. (kasman)
- 1 Pengumuman Pelaksanaan Seleksi Kompetensi dan Materi Pokok Soal Seleksi Kompetensi Teknis CAT PPPK Tahap II Formasi Tahun 2024
- 2 Pemberitahuan Peserta Uji Kompetensi Remedial Kenaikan Jenjang/Perpindahan dari Jabatan Lain ke Jabatan Fungsional Bidang Kepegawaian Periode April 2025
- 3 Pengumuman Peserta Pengganti Hasil Akhir Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Agama Republik Indonesia Tahun Anggaran 2024
- 4 Pengumuman Perubahan Status Peserta Seleksi PPPK Bagi Pelamar Tenaga Non ASN yang Aktif Bekerja di Instansi Pemerintah Republik Indonesia Tahun Anggaran 2024.
- 5 SE Menteri Agama No 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H