Sausu (Kemenag Sulteng) - Madrasah Tsanawiah Negeri (MTsN) 1 Parigi mengelar Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H di Musholla MTsN 1 Parigi Senin (21/11). Maulid ini bertemakan “ Mewujudkan Keteladanan Hidup Rasullulah dalam Sikap dan Perilaku Peserta Didik dalam Menjalin Ukhuwah Islamiyah”. Hal ini diharapkan dapat menjadi panutan bagi seluruh Peserta didik di  MTsN 1 Parigi.

Kegiatan maulid diawali dengan zikir bersama yang dipimpin langsung oleh Yuwono untuk mendoakan dan mengenang korban Palu Sigi dan Donggala. “Semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWT” katanya.

Selain itu lantunan shalawat nabi pun berkumandang dengan indah dihadapan para peserta didik dan seluruh dewan guru dan tentunya Kepala MTs Negeri 1 Parigi yang sempat hadir pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut.

Adapaun penceramah yang diundang dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini, mengundang Muhammad Syarif sebagai penceramah dan memberikan makna tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.

Dalam ceramahnya Syarif mengingatkan peserta didik untuk terus meningkatkan diri dalam beribadah baik dalam mengaji, sholat dan mengikuti sunnah-sunnah Nabi Muhammad SAW agar kita semua bisa menjadi pengikutnya sampai akhir zaman.

Diakhir ceramah beliau menutup dengan doa agar kita semua diberikan kesehatan agar aktivitas sebagai pelajar dan pengajar tetap terjalin dengan baik.

Dalam Maulid Nabi Muhammad SAW ini masih tetap dengan konsep seperti biasa yakni dihiasi dengan pohon telur yang berdiri tegak di dalam Musholla MTsN 1 Parigi, dengan hiasan tersebut menjadi simbol perayaan Maulid yang selama ini dilaksanakan oleh MTsN 1 Parigi. Sehingga selalu memancing minat peserta didik untuk mendapatkan telur diakhir acara tersebut.

Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini menjadi berkah untuk kita semua. Karena teladan kita Nabi Muhammad SAW selalu menjadi panutan untuk seluruh peserta didik dan Dewan guru. Agar kita menjadi pengikut beiau hingga akhir zaman. Arti makna dan hikmah maulid nabi besar Muhammad SAW menjadi penting untuk dikaji, ditelaah dan diselami agar perayaan dan tradisi untuk memperingati kelahiran baginda Nabi Muhammad tidak sebatas pada seremonial belaka, tetapi mengandung makna yang filosofis-substantif. (ZA)