KaKanwil Sulteng Tinjau Pembangunan Gedung RKB di MTsN 4 Parigi 14.143 Peserta Lulus Uji Kompetensi Mahasiswa PPG Kemenag Angkatan I MAN Biau Peringati Maulid 1445 H, Menyebar Keteladanan Dalam Jejak Nabi NGOPI Zona Tolitoli dan Buol, Inovasi untuk Perkembangan Pendidikan Islam
Dibuat oleh: Ishak Yusuf
1 Juni 2024 1:6:0 92

Kita Belajar Dari Pelangi

Ket: Pelantikan Penurus IPARI Kabupaten Poso


 

Kita Belajar Dari Pelangi 

Penulis : Pdt. Marchella Detrin Marunduh, S,Th (Penyuluh Agama Kristen Kemenag Poso)

Memperingati Hari Lahir Pancasila 01 Juni 1945-01 Juni 2024

Perbedaan itu indah bagai pesona Pelangi. Begitulah pepatah yang sering kudengar. Aku sepakat dengan itu. Ini terbukti dari bagaimana Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso mengelola keragaman di Tengah perbedaan itu menjadi suatu yang indah. Hari ini tepatnya 01 Juni 2024 kita semua memperingati hari lahir Pancasila dengan mengusung tema nasional Pancasila Jiwa Pemersatu Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045 “. Sejak 1 Juni 1945 Soekarno dalam pidatonya yang bertajuk “Lahirnya Pancasila” menyampaikan gagasannya mengenai konsep awal Pancasila yang menjadi dasar negara Indonesia. Dalam pidatonya Soekarno menyampaikan ide serta gagasannya terkait dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamai “Pancasila”. Panca artinya lima, sedangkan sila artinya prinsip atau asas. Pada saat itu Bung Karno menyebutkan lima dasar untuk negara Indonesia, yakni Sila pertama “Kebangsaan”, sila  kedua “Internasionalisme atau Perikemanusiaan”, sila ketiga “Demokrasi”, sila keempat “Keadilan sosial”, dan sila kelima “Ketuhanan yang Maha Esa” Dewasa ini kita sedang memasuki abad ke-21. Para ahli berkata bahwa kita sedang memasuki saat-saat kritis. Berbagai nilai mengalami pergeseran. Proses modernisasi yang demikian cepat, yang senantiasa dibarengi dengan proses globalisasi. Pertanyaannya adalah : mampukah bangsa Indonesia mengarungi pergeseran bahkan perubahan itu menuju Indonesia Emas 2045? Bagimana dengan Penyuluh Agama Kab. Poso sebagai ujung tombak dan garda terdepan dari pergeseran dan perubahan proses modernisasi itu Dimana Penyuluh Agama Kab. Poso harus berdiri tegak dengan bendera dan panji Moderasinya ditengah bergolakan dan gejolak isu-isu agama apalagi Kabupaten Poso adalah salah satu daerah pasca Konflik 2008 yang meluluhlatahkan nilai-nilai kemanusiaan kita tentang “ Kasih “. Kita hampir saja kehilangan identitas sebagai manusia yang beragama tanpa meliha lagi siapa dia, kami dan kamu.. Berlahan tapi pasti kehancuran itu mulai dipulihkan dengan kembali melihat sejarah bagaimana Bangsa Indonesia berjuang terlepas dari tangan penjajah, bagaimana bangsa Indonesia berjuang dan mempertahan kesatuan serta keuntuhan Negara melalui Pancasila sebagai ideologi kita bahwa tidak mudah ada sampai dititik ini kemerdakaan dapat kita nikmati bersama dalam rentan waktu 79 Tahun mendapatkan dan memperoleh berbagai fasilitas bukan hanya itu udara kebebasan yang dapat kita maknai sebagai CINTA SAYANG TUHAN YANG MAHA ESA kepada semua umat manusia.Kehadiran Penyuluh Agama Kab. Poso sebagai ujung tombak Agama dan menjunjungtinggi nilai-nilai kerukunan umat beragama di Poso menyadarkan dan mengingatkan kepada kita semua bahwa KITA boleh berbeda tetapi apakah ini menjadi tantangan untuk melihat langit yang sama dengan Pelangi yang sama? Tantangan kita adalah kemajemukan itu harus kita bingkai dalam bingkai MODERASI. Benar kemajemukan adalah kelemahan tetapi juga bisa menjadi kekuatan KITA bersama untuk melihat perbedaan-perbedaan itu sebagai PELANGI. Kementerian Agama Kab. Poso dituntut untuk lebih di depan menjawab tantangan-tantangan itu dengan kekuatan MODERASI yang telah KITA pupuk bersama. Kemajemukan masyarakat Pos rawan dengan konflik. Tidak ada jalan lain yang dapat kita bersama lakukan sebagai Penyuluh Agama Kab. Poso selain menjaga kerukunan umat beragama dengan saling menghargai dan menghormati perbedaan itu bukan untuk diperdebatkan karena sampai kemana pun agama itu kita bawa maka tidak akan habisnya diperdebatkan. Sejarah sudah membuktikan bahwa apa yang kita pertahankan untuk dibenarkan oleh manusia pada akhirnya berakhir dengan konflik dan kehancuran. Kerukunan merupakan panggilan IMAN setiap Umat Beragama. Kita perlu mewujudkan dan menghadirkan iklim saling menghormati dan menghargai dari dalam diri KITA ( Kementerian Agama Kab. Poso ) serta menghindari kesalapahaman di antara KITA. Berburuk sangkah dan saling mencurigai sebab jika hal itu sudah kita mulai dalam tubuh kita maka nilai-nilai kerukunan dan kemanusiaan itu tak bernilai lagi bahkan tak seindah PELANGI yang kita pandang bersama itu. Kementerian Agama Kab. Poso adalah “ RUMAH KITA “ bersama dalam merajut kebersamaan dalam perbedaan itu tanpa melihat budaya, ras, social dan agama. KITA adalah ‘PELANGI’ yang indah dalam Keragaman di Tana Poso tercinta. Peran kita sebagai Penyuluh Agama Kab. Poso dalam memperingati Hari Lahir Pancasila adalah bagaimana menjaga, menumbuhkan dan merawat Ke-Bhineka Tunggal Ika itu dalam bingkai Moderasi sebagai slogan KITA bersama. Mari kita belajar dari Pelangi, keindahannya bukan saja sehabis hujan tetapi keindahannya adalah berbagai warna menyatu dalam satu awan membuat kita yang melihatnya takjub dalam Syukur bersama dapat melihat KemahaKuasaan Tuhan yang Esa untuk selalu bersyukur dalam Kasih-Nya untuk Umat-Nya. Mengakhiri tulisan ini saya ingin mengutip salah satu tokoh Pluralisme sekaligus Presiden RI ke-4 kita .Kata Gus Dur ‘ Tidak boleh ada pembedaan kepada setiap warga Indonesia berdasarkan Agama, Bahasa ibu, kebudayaan serta ideologi. 

 

Tags terkait: -
HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex