Tanamkan Nilai Humanis, Kakankemenag Donggala Dukung Workshop Kurikulum Berbasis Cinta di MIN Donggala
Ket: Kakankemenag Hadiri Workshop KBC
Donggala (Kemenag Sulteng) - Belajar tidak hanya soal angka dan materi, tapi juga tentang membangun hati. Itulah yang menjadi fokus guru-guru di Kabupaten Donggala saat mengikuti Workshop Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang digelar di MIN Donggala, Jumat, 24Oktober 2025.
Kegiatan secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Donggala, H. Haerolah Muh. Arief, dalam arahannya, ia menjelaskan makna mendalam dari Kurikulum Berbasis Cinta.
“Kurikulum Berbasis Cinta adalah pendekatan pendidikan yang menekankan pentingnya cinta dan kasih sayang dalam proses pembelajaran. Kurikulum ini dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan emosional, sosial, dan spiritual mereka, serta meningkatkan kesadaran dan empati terhadap diri sendiri dan orang lain.” Ujar Haerolah
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa penerapan Kurikulum Berbasis Cinta membawa banyak manfaat bagi peserta didik. “Melalui pendekatan ini, siswa dapat meningkatkan kesejahteraan emosional, memperkuat hubungan sosial yang positif, dan menumbuhkan kesadaran diri yang lebih baik. Dengan begitu, mereka akan mampu membuat pilihan hidup yang lebih bijak,” tambahnya.
Workshop ini juga dihadiri oleh Plt. Kasi Pendis Kemenag Donggala, Sarina Unok, S.Ag., MM, yang memberikan sambutan sekaligus menyampaikan dukungan terhadap penerapan KBC di lingkungan madrasah, ia menekankan pentingnya implementasi Kurikulum Berbasis Cinta (KBC).
“Implementasi Kurikulum Berbasis Cinta menjadi stimulus untuk mencapai tujuan menjadi insan yang humanis, naturalis, toleran, dan mengedepankan cinta. Dengan pendekatan ini, diharapkan lahir generasi madrasah yang memiliki nilai-nilai kasih sayang dalam pendidikan, sehingga siswa tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga lembut hatinya, berakhlak mulia, dan berjiwa sosial tinggi.” Kata sarina
Melalui Workshop KBC, diharapkan madrasah-madrasah di Kabupaten Donggala tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter, empati, dan kepedulian sosial yang kuat. Dengan begitu, pendidikan tidak hanya membentuk pengetahuan, tetapi juga membangun generasi yang berbudi pekerti luhur.

.jpeg)
