Dialog Interaktif, Memahami Konsep Lingkup Kajian Dan Dasar Pendidikan Islam
Palu (Kemenag Sulteng) -- Pendidikan dalam Islam secara bahasa memiliki terma yang sangat varian, perbedaan itu tidak terlepas dari banyaknya istilah yang muncul dalam al-Qur’an dan al-Hadits sebagai sumber rujukan utama pendidikan Islam, setidaknya, ada empat istilah yang digunakan untuk menyebutkan makna pendidikan, diantaranya tarbiyah, ta’dib, ta’lim dan riyadhah.
Hal ini diungkapkan Ustad Taufik, pada kajian religi dialog interaktif subuh yang didampingi oleh presenter Joko Nurcahyo Sudjari, di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Palu, Rabu (7/9/2022).
Taufik selaku narasumber pada acara tersebut memaparkan bahwa At-Tarbiyah merupakan proses mengasuh, membina, mengembangkan, memelihara serta menjadi kematangan bagi suatu objek, terhadap manusia.
“Dirinya mengutip pendapat Imam Baidawi yang memperjelas makna Tarbiyah dengan “Al Rabbu fi al Ashli bima’na al-Tarbiyah, wahiya al-Tabligh al-Syai’u ila kamalihi syai’an fa syay’an, Al-Rabb asal katanya bermakna Tarbiyah, yakni menyampaikan atau mengantarkan sesuatu menuju ke arah kesempurnaan,” ujar Taufik.
Selain itu, Ia menjelaskan At-Ta’dib yang merupakan bentuk masdar dari kata addaba, yang berarti pengenalan dan pengakuan yang secara bertahap ditanamkan kepada manusia tentang tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan manusia, sehingga membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaannya.
“Hal tersebut, didasarkan pada hadits Rasulullah saw. yang mengatakan “Addabani Rabbi fa Ahsana Ta’dibi” yang bermakna Tuhanku telah mendidikku, sehingga menjadikan baik pendidikanku,” ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama kepala MTsN 4 Palu tersebut, juga menyebut bahwa At Ta’lim bermakna sebagai proses yang terus menerus diusahakan manusia sejak lahir untuk melakukan pembinaan pengetahuan, pemahaman, pengertian, penanaman, amanah dan tanggung jawab.
Sementara itu Riyadhah merupakan istilah pendidikan yang digunakan dan dikembangkan oleh Imam Al-Ghazali untuk menyebutkan istilah pelatihan terhadap pribadi individu pada fase anak-anak, atau yang dikenal dengan riyadhatusshibyan. “Imam Al-Ghazali dalam mendidik anak, lebih menekankan pada domain afektif dan psikomotor dibandingkan penguasan dan pengisian domain kognitif atau intelektual,” tegas Taufik.
Ustad Taufik dalam dialognya memaparkan bahwa pendidikan Islam sebagai suatu proses bimbingan kepada manusia yang mencakup jasmani dan rohani, berdasarkan pada ajaran agama Islam, agar terbentuk kepribadian yang utama menurut aturan Islam dalam kehidupannya, sehingga kelak memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Lanjutnya, keteladanan tokoh-tokoh, para pendidik merupakan kunci kesuksesan mereka dalam mengembang tugas-tugas yang diberikan oleh Allah swt. Dalam dunia pendidikan, keteladanan merupakan unsur yang sangat penting, karena peserta didik cenderung meneladani pendidiknya. “Hal ini diakui oleh semua ahli pendidikan, baik dari barat maupun timur, dasarnya bahwa secara psikologis anak memang senang meniru, tidak saja yang baik, yang jelek pun ditirunya.
Mengakhiri ceramahnya Taufik menjelaskan, lingkup bahasan yang menjadi kajian Ilmu pendidikan Islam ini terkait masalah-masalah pendidikan atas dasar ajaran Islam yang mencakup aspek tujuan, pendidik, anak didik, bahan, metode, kurikulum, alat, evaluasi dan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan Islam, pungkas Taufik.
Penulis: Kasman
- 1 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan PPPK bagi Eks Tenaga Honorer Kategori II & Tenaga Non ASN yang Terdaftar dalam Pangkalan Data BKN Kemenag RI TA 2024
- 2 Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2024
- 3 Logo Hari Guru 2024
- 4 Pengumuman Seleksi dan Persyaratan PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi Tahun 1446 H/2025 M
- 5 Perpres No 152 Tahun 2024 tentang Kementerian Agama