ASN Kemenag Diimbau Ubah Pola Pikir untuk Tingkatkan Pelayanan Publik
Palu (Kemenag Sulteng) - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng, Mohsen Alaydrus, menegaskan perlunya perubahan pola pikir Aparatur Sipil Negara (ASN) serta Non-ASN di lingkungan Kementerian Agama dalam mengelola birokrasi untuk menghadapi tuntutan pelayanan publik yang semakin kompleks.
Hal ini disampaikan dalam kegiatan pembinaan dengan tema "Pengembangan Diri dan Peningkatan Kompetensi" yang diadakan di Aula Kemenag Kota Palu, Rabu (25/9/2024), dan dihadiri oleh segenap pegawai Kemenag Kota Palu serta Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Sulteng, Saihun Aldjufrie.
Dalam arahannya, Kakanwil Mohsen menyoroti birokrasi saat ini harus beradaptasi dengan era transformasi peradaban, di mana bukan lagi tampilan fisik atau formalitas yang menjadi ukuran, melainkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
"Kita hidup di masa perubahan peradaban, dan mindset baru harus dibangun. Tampilan fisik saja tidak cukup, sekarang yang dilihat adalah kualitas pelayanan kita," tegasnya.
Kakanwil Mohsen menyatakan keberhasilan pelayanan publik di Kemenag tidak hanya bergantung pada aturan formal, tetapi juga pada seberapa besar pegawai dapat bekerja secara sinergis dengan masyarakat dan rekan kerja lainnya.
"Kita harus memberikan kepercayaan terhadap kemampuan orang lain, karena hanya dengan begitu kita bisa bekerja bersama secara efektif," ujarnya.
Berkaitan dengan kedisiplinan, ia menggarisbawahi bahwa disiplin harus dimaknai lebih dari sekadar aturan formal, melainkan sebagai kesadaran diri yang tercermin dari sikap dan perilaku pegawai. Dikatakan, tanpa adanya kesadaran dan keteladanan dari pimpinan, upaya untuk menegakkan disiplin tidak akan efektif.
"Disiplin harus diarahkan pada perubahan perilaku. Kita ingin ASN yang sadar dan patuh karena memang memiliki kesadaran tinggi, bukan karena tekanan aturan," jelasnya.
Keteladanan dari pimpinan, tambahnya, adalah faktor kunci dalam membangun kedisiplinan di Kemenag. Tanpa keteladanan yang dimulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga dan tempat kerja, perubahan tidak akan terjadi.
"Keteladanan sangat penting. Tanpa itu, tidak akan ada perubahan nyata. Pimpinan harus menjadi contoh dalam setiap tindakan dan kebijakan. Perlu diingat bahwa Kemenag harus menjaga wibawanya melalui kehadiran tokoh-tokohnya di masyarakat, baik sebagai tokoh formal maupun informal," lanjutnya.
Di samping itu, Kakanwil Mohsen juga menekankan pentingnya reorientasi dalam pembinaan ASN. Pimpinan di Kemenag harus memahami tiga komponen utama dalam pembinaan, yaitu pembinaan disiplin, pegawai, dan etika.
"Reorientasi penting agar kita mampu menghadapi tantangan pekerjaan dengan pendekatan yang lebih praktis dan efektif. Pimpinan harus memaksimalkan peran mereka dalam memberdayakan pegawai," tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan institusi tidak hanya bergantung pada kebijakan dari pimpinan, tetapi juga pada kerja keras seluruh pegawai sebagai pondasi utama. "Perubahan yang baik tidak hanya datang dari atas, tetapi juga harus melibatkan seluruh elemen pegawai, mulai dari tingkat bawah," ujarnya.
Pembinaan ini diakhiri dengan sesi tanya jawab, di mana peserta berkesempatan untuk berdialog langsung dengan Kakanwil. Dengan adanya pembinaan ini, diharapkan seluruh ASN dan Non-ASN di lingkungan Kemenag Kota Palu mampu menjaga kewibawaan institusi melalui sikap keteladanan, disiplin, dan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat.
- 1 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan PPPK bagi Eks Tenaga Honorer Kategori II & Tenaga Non ASN yang Terdaftar dalam Pangkalan Data BKN Kemenag RI TA 2024
- 2 Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2024
- 3 Logo Hari Guru 2024
- 4 Pengumuman Seleksi dan Persyaratan PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi Tahun 1446 H/2025 M
- 5 Perpres No 152 Tahun 2024 tentang Kementerian Agama