Kakankemenag Tolitoli Tegaskan Pentingnya Implementasi Kurikulum Cinta di Madrasah

Ket: Kakankemenag Tolitoli Makmur Muhammad Arief
Tolitoli (Kemenag Sulteng) - Implementasi Kurikulum Cinta sangat penting sebagai upaya membangun madrasah yang tidak hanya mencerdaskan tetapi juga menumbuhkan nilai kemanusiaan, cinta, dan empati. Hal tersebut ditegaskan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Tolitoli, Makmur Muhammad Arief, dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Implementasi Kurikulum Cinta dan Pembelajaran Mendalam serta Bimtek Penguatan Manajemen dan Administrasi di Aula MAN Tolitoli, Kamis (9/10/2025).
Kakankemenag Makmur menyampaikan bahwa Kurikulum Cinta merupakan langkah awal pembaruan pendidikan madrasah yang berorientasi pada penguatan karakter.
"Mendidik dengan hati berarti mengedepankan nilai kemanusiaan dalam proses belajar mengajar. Kita ingin membangun madrasah yang bukan hanya mencerdaskan, tetapi juga menumbuhkan cinta, empati, dan keteladanan," ujarnya.
Kegiatan yang digelar oleh MAN Tolitoli ini mengusung tema "Mendidik dengan Hati, Membelajarkan dengan Cinta, Menginspirasi dengan Ilmu". Bimtek tersebut menjadi bagian dari langkah awal penerapan Kurikulum Cinta, sebuah pendekatan pendidikan yang digagas Kementerian Agama untuk menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.
Dalam kegiatan itu, Makmur juga berkesempatan menjadi pemateri dengan materi bertema "Kebijakan Kementerian Agama dalam Pendidikan Madrasah". Ia menjelaskan arah kebijakan strategis Kementerian Agama dalam memperkuat mutu pendidikan madrasah, termasuk penguatan peran guru dan kepala madrasah, peningkatan partisipasi orang tua dan masyarakat, evaluasi berkelanjutan, inovasi pembelajaran, hingga pengembangan kegiatan ekstrakurikuler.

"Selengkap apa pun kurikulum dan tujuan pendidikan, tetap membutuhkan jasa guru. Gurulah yang menerjemahkan visi dan misi pendidikan ke dalam praktik nyata. Secanggih apa pun teknologi, tetap guru yang menggerakkannya," tutur Makmur.
Ia menambahkan, guru merupakan sumber daya pendidikan yang tidak tergantikan dan berperan sebagai agen perubahan bagi peserta didik. "Jadilah guru yang dirindu, kedatangannya ditunggu, kepergiannya ditangisi," pesannya.
Makmur juga menyinggung sisi kemanusiaan dari profesi guru yang sering kali tidak terlihat oleh publik. "Guru itu diam bukan karena tak punya cerita, tetapi karena terlalu banyak yang disimpan. Mereka sabar bukan berarti tak pernah lelah. Ada hari di mana mereka ingin menyerah, tetapi tetap bangun pagi demi murid-muridnya," ungkapnya.
Bimtek dijadwalkan berlangsung selama tiga hari. Dalam kegiatan pembukaan tampak hadir Kepala Subbag Tata Usaha, Kepala Seksi Pendidikan Madrasah, Ketua Pokjawas, Pengawas Pembina Madrasah, Fasilitator Pembelajaran Mendalam bagi Kepala Sekolah, Kaur TU MAN Tolitoli, Kepala dan Wakil Kepala Madrasah anggota KKM se-Kabupaten Tolitoli, serta para guru, JFU, dan JFT sebagai peserta.
Kegiatan ini diharapkan menjadi fondasi awal bagi implementasi Kurikulum Cinta di lingkungan madrasah Kabupaten Tolitoli sebagai wujud nyata transformasi pendidikan yang mendidik dengan hati dan berdampak bagi peserta didik.

