Morowali (Kemenag Sulteng) - Keberadaan dai dan daiyah dinilai sebagai ujung tombak dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat. Mereka tidak hanya dituntut menyampaikan pesan keagamaan, tetapi juga menjadi teladan dalam menjaga kerukunan, memperkuat moral, serta mendorong terciptanya kehidupan beragama yang harmonis.

Hal itu ditegaskan Kepala Kantor Kementerian Agama Morowali, Marwiah, saat membuka kegiatan Pembinaan Dai-Daiyah bertema "Dai-Daiyah Hebat, Mencerahkan Umat" yang digelar di Aula Kemenag Morowali, Rabu (20/8/2025).

"Seorang dai dan daiyah harus terus mengembangkan diri, memperkaya wawasan, serta menjaga akhlak dalam setiap aktivitas dakwah. Selain itu, mereka juga dituntut untuk saling menasihati dalam kebaikan dan mampu mengontrol diri sehingga dakwah yang disampaikan benar-benar mencerahkan umat," pesan Marwiah.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Morowali dan dihadiri Kasubag Tata Usaha, Kepala Seksi Bimas Islam, Ketua Pokjaluh, para pemateri, penyuluh agama, serta tokoh agama se-Kabupaten Morowali.

Dua praktisi dakwah turut hadir sebagai pemateri. Alwi membawakan materi "Peran Dakwah dalam Membentuk Umat" yang menekankan pentingnya dakwah sebagai sarana pembinaan karakter masyarakat. Sementara Mohamad Subli menyampaikan materi "Adab-adab Seorang Dai dan Daiyah" yang menguraikan etika serta tanggung jawab moral seorang pendakwah.

Melalui pembinaan ini, Kemenag Morowali berharap lahir dai-daiyah yang hebat, berwawasan luas, serta mampu menjadi agen pencerahan di tengah masyarakat.

Kegiatan ini juga menjadi bagian dari komitmen Kementerian Agama untuk memperkuat kualitas sumber daya manusia di bidang dakwah, sehingga agama benar-benar menjadi sumber kedamaian, persatuan, dan kesejukan bagi umat di Kabupaten Morowali.