Mengenang Gempa Bumi Tsunami Likuifaksi 28 September, IPARI Kota Palu Gelar Doa Bersama
Palu (Kemenag Sulteng) -- Mengenang bencana Gempa bumi, Tsunami dan Likuifaksi, Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) Kota Palu mengadakan doa bersama di Aula Milana Graha Sabha Kota Palu, Jumat (29/9/2023).
Kegiatan doa bersama tersebut di pimpin langsung oleh masing-masing perwakilan dari lima Agama, yakni Islam, Katolik, Kristen Hindu dan Budha. Kegiatan tersebut di ikuti oleh anggota IPARI, ASN Kantor Kemenag Kota Palu dan perwakilan masing-masing agama dari kota Palu.
Kakankemenag Kota Palu, Nasruddin L. Midu didampingi Kasi Bimas Islam, Burhan Munawir, Penyelenggara Kristen, Katolik, Ketua Pokjaluh, Perwakilan Agama Hindu, Ketua IPARI. Dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini, sebagai momentum untuk merenungkan dan mengenang bencana alam dahsyat yang melanda Kota Palu tahun 2018 silam.
"Bencana tersebut telah membawa duka yang mendalam bagi kita semua. Namun, dalam kesulitan itu, kita juga menyaksikan kekuatan persatuan, keberanian, dan semangat gotong royong yang luar biasa dari masyarakat Palu. Bersama-sama, bangkit, merawat, dan membangun kembali kota Palu tercinta," ucapnya.
Selain itu, doa bersama ini sebagai ungkapan rasa syukur bahwa kita masyarakat Kota Palu mampu bangkit walaupun pernah dihantam tsunami, gempa bumi dan likuifaksi yang telah meninggalkan luka mendalam terutama keluarga korban bencana dahsyat tersebut.
Lanjutnya, acara ini juga merupakan wujud syukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada masyarakat Kota Palu, sekaligus sebagai bentuk pengabdian kepada Allah Tuhan yang maha kuasa.
"Mari berdoa agar Allah Tuhan yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan keberkahan bagi kita semua, diberikan kekuatan untuk terus melaksanakan program Kementerian Agama Kota Palu melalui Bimas Islam dan IPARI untuk pembinaan masyarakat Kota Palu", ungkap Nasruddin.
Sebelumnya Ketua IPARI Zulfiah mengatakan hari ini kita kembali mengenang tragedi yang banyak merenggut nyawa, yaitu bencana 28 September 2018. “Berdoa bersama yang di prakarsai oleh IPARI Kota Palu, terima kasih kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini”, ujar Ketua IPARI, Zulfiah saat menyampaikan laporannya.
Zulfiah menuturkan kejadian luquifaksi yang terjadi di kelurahan petobo Kota Palu tersebut akan menjadi sejarah hingga kapanpun, karena hal itu merupakan pertama kalinya terjadi di dunia.
“Seperti yang kita tau bahwa banyak sekali korban-korban yang tidak di temukan akibat luquifaksi. Ia berharap dengan kejadian bencana tersebut membuat semua masyarakat untuk lebih mendekatkan diri kepada yang maha kuasa, dan kembali mengintropeksi diri masing-masing”, tandas Zulfiah. (kasman)
- 1 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan PPPK bagi Eks Tenaga Honorer Kategori II & Tenaga Non ASN yang Terdaftar dalam Pangkalan Data BKN Kemenag RI TA 2024
- 2 Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2024
- 3 Logo Hari Guru 2024
- 4 Pengumuman Seleksi dan Persyaratan PPIH Kloter dan PPIH Arab Saudi Tahun 1446 H/2025 M
- 5 Perpres No 152 Tahun 2024 tentang Kementerian Agama