- Kontributor
10 Juli 2022 0:0:0 124

Pesan Kakankemenag Pada pelaksanaan Idul Adha 1443 H di Lapangan Vatulemo Kota Palu

Ket: Kakankemenag Kota Palu saat Khutbah Idul Adha di Lapangan Vatulemo Palu


Palu, (Kemenag Sulteng) -- Hari raya idul adha disebut juga hari raya haji sebagai simbol dari persatuan umat sedunia berdasarkan asas kebersamaan yang hakiki, asas persaudaraan yang sejati, asas kemanusiaan yang universal, bahkan asas kemakhlukan yang bernuansa spiritual. Hal ini disampaikan Kakankemenag Kota Palu H. Nasruddin L. Midu dalam Khutbahnya di Lapangan Vatulemo Kota Palu, Ahad (10/7/2022).

Ajaran Islam mestinya dapat dihayati bersama dan diterapkan dengan baik dalam keseharian kita, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat yang terkecil, maupun dalam kehidupan masyarakat yang lebih besar yaitu berbangsa dan bernegara, bahkan yang lebih besar dari itu yakni hubungan kemanusiaan tanpa mempersoalkan latar belakang primordial, suku, bangsa, ras, dan agama,” ujar Nasruddin.

Menurutnya, hal ini berlaku bagi umat Islam, yang benar-benar konsisten pada nilai-nilai Islam yang sangat mementingkan aspek moral dan sosial dari ajaran-ajarannya. Setiap aspek ajaran Islam pasti mempunyai kaitan langsung maupun tidak langsung dengan moral dan sosial, sehingga istilah  hablum minallah dan hablum minannas merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan,” paparnya.

Sementara itu kata dia, Ibadah haji dan qurban yang dilaksanakan oleh umat Islam, sarat dengan nilai-nilai sosial dan moral. Ibadah haji di samping menjadi simbol persatuan dan persaudaraan umat Islam sedunia, juga mengandung aspek sosial, moral, bahkan etos kehidupan yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Kakankemenag, Nasruddin mengungkapkan pengenalan kesejatian diri dan pengenalan yang benar mengenai Tuhan Allah swt sangat esensial dalam rangka membentuk pandangan hidup dan tujuan hidup yang pasti bagi setiap insan muslim. “Pandangan hidup yang pasti, setiap muslim dapat mengarungi kehidupannya di dunia dengan penuh ketegaran, optimisme dan ketenangan batin meskipun harus menghadapi badai dan ombak kehidupan yang sering kali ganas dan menakutkan,” ungkap Nasruddin.

Dirinya menjelaskan, Ibadah qurban yang diwarisi dari Nabi Ibrahim Alaihissalam mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi. Orang muslim yang memiliki kemampuan material sangat dianjurkan memotong hewan sebagai wujud pengabdian dan rasa syukur yang dalam kepada Allah swt sekaligus wujud dari rasa persaudaraan kebersamaan dan kepedulian terhadap umat Islam,” jelas Nasruddin.

Lanjut ia pesankan, bahwa hikmah pelaksanaan ibadah haji dan qurban semua itu menggambarkan betapa tingginya nilai-nilai dari setiap ajaran Islam yang tercinta ini. Sebagai umat yang beriman kita semua mengharapkan kiranya nilai-nilai luhur yang terkandung dalam ajaran Islam dapat diraih, dihayati, dan lebih penting lagi dapat di implementasikan dalam kehidupan sosial termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air Indonesia yang tercinta ini.

“Diakhir khutbahnya, Nasruddin mengajak jamaah berdoa, menengadahkan tangan, menyatukan hati dan pikiran, sambil memasrahkan diri kepada Allah swt, memohon rahmat dan ridha Allah, sembari tulus mengakui segala kesalahan dan dosa yang selama ini diperbuat, sambil bertekad untuk mengisi waktu dengan amal-amal kebajikan yang diridhainya,” pungkasnya.

**(Kasman)**

Tags: -

Editor: Humas Ahsan
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex