- Kontributor
14 November 2022 0:0:0 129

Dialog Religi Tematik, Kakankemenag Memaknai Penempatan Adam Di Surga Dan Godaan Setan Kepadanya

Ket: Kakankemenag Kota Palu, saat menjadi narasumber dalam acara dialog religi interaktif kajian tematik di LPP-RRI Palu


Palu (Kemenag Sulteng) – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Palu kerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Kota Palu, menyelenggarakan dialog religi interaktif kajian tematik, dengan mengusung tema Penempatan Adam di Surga dan Godaan Setan Kepadanya. Kali ini menghadirkan Narasumber, Kakankemenag Kota Palu, Dr. H. Nasruddin L. Midu, M.Ag. dengan presenter Joko Nurcahyo, di LPP-RRI Palu, Senin (14/11/2022).

Kakankemenag, Nasruddin merujuk pada ayat Alquran (QS. Al-Baqarah:35-36), tinggallah engkau Adam dan istrimu di dalam surga, dan makanlah dengan nikmat berbagai makanan yang ada di sana sesukamu. Tetapi janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu setan memperdayakan keduanya dari surga sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya di surga.

Selain itu diungkapkan bahwa Adam dan istrinya dibolehkan menikmati makanan apa saja dan di mana saja dalam surga tersebut, dengan aman dan leluasa hanya saja Allah melarang mereka mendekati dan memakan buah pohon tertentu yang hanya merupakan salah satu pohon saja di antara banyak pohon yang ada dalam surga itu.

“Setan menamakan pohon tersebut pohon keabadian, karena menurutnya, jika Adam dan istrinya memakan buah pohon itu maka mereka akan kekal selama-lamanya dalam surga,” ujar Nasruddin.

“Jika melanggar larangan itu, maka mereka termasuk golongan orang zalim terhadap diri mereka, dan akan menerima hukuman dari Allah yang akan mengakibatkan mereka kehilangan kehormatan dan kebahagiaan yang telah mereka peroleh,” ucapnya.

Sementara itu, Beliau menyebut, karena kesalahan yang telah dilakukan Adam dan istrinya, maka Allah SWT mengeluarkan mereka dari kenikmatan dan kemuliaan yang telah mereka peroleh selama ini, lalu Allah swt memerintahkan agar mereka turun dari surga ke bumi. Sejak itu mereka dan setan senantiasa dalam keadaan bermusuhan satu sama lain.

Hal ini terdapat isyarat, bahwa Adam dan Istrinya dikeluarkan dari surga ke bumi bukanlah untuk membinasakan mereka, melainkan agar mereka bekerja memakmurkan bumi ini, dan bukan menjauhkan mereka dari kenikmatan hidup, sebab di bumi pun mereka tetap dikaruniai kenikmatan; dan tidak pula untuk hidup kekal, karena suatu ketika mereka akan menemui ajal dan meninggalkan dunia yang fana ini,” terang Nasruddin.

Kesempatan yang sama, Nasruddin menerangkan bahwa setelah Adam dikeluarkan dari surga, dia menerima ilham dari Allah SWT yang mengajarkan kepadanya kata-kata untuk bertobat. Lalu Adam bertobat dan memohon ampun kepada Allah dengan mengucapkan, Ya Allah, kami telah menzalimi diri kami sendiri, Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.

Ketika Adam dan Hawa berdoa memohon ampunan kepada Allah dengan mengucapkan kata-kata tersebut, Allah pun menerima tobatnya, dan melimpahkan rahmat-Nya kepada Adam. “Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat dan Maha Pengasih. Sebab Allah senantiasa memberikan maaf dan ampunan serta rahmat-Nya kepada orang-orang yang bertobat dari kesalahannya,” tandasnya.

Penulis Kasman    

Tags: -

Editor: Lilis Basira
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex