- Kontributor
11 Juli 2022 0:0:0 217

Khutbah Perdana Kankemenag Morut pada Pelaksanaan Sholat Idul Adha

Ket:


Morut(Kemenag Sulteng),- Ibadah haji adalah gambaran bahwa manusia harus kembali ke fitrah aslinya sebagai hamba, baik ketika hidup maupun mati. Demikian salah satu pesan penting yang disampaikan Abdul Mun’im,  ketika pertama kali menjadi khatib sejak diangkat menjadi  Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Morowali Utara. Khutbah itu disampaikan pada pelaksanaan Sholat Idul Adha 1443 H / 2022 M di Masjid Agung Nurul Taqwa Kolonodale, Morowali Utara,  Ahad (10 / 7 / 2022)

Abdul Mun’im menyampaikan bahwa bulan Dzulhijjah merupakan salah satu dari empat bulan yang dimuliakan Allah di dalam Islam. Keistimewaan Dzulhijjah ditandai dengan adanya ibadah – ibadah tertentu yg tidak mesti dikerjakan di bulan lainnya. Salah satunya adalah pelaksanaan ibadah haji. Tidak seperti ibadah lainnya yang bisa ditangkap alasannya secara nalar, rukun kelima dalam Islam ini sarat ritual – ritual iyang penuh makna.

Yang pertama yang bisa ditangkap adalah makna tauhid. Makna ini tersirat dalam posisi Ka’bah sebagai sentra kedatangan para jamaah haji dari seluruh dunia. Jutaan orang dari berbagai penjuru dan bangsa berkumpul dalam satu pusat, tanpa dibedakan bahwa satu daerah lebih utama dibanding daerah lainnya. Ini adalah symbol bahwa tujuan dari keseluruhan hidup ini adalah satu, yakni Allah SWT.

Yang kedua adalah makna kemanusiaan. Pakaian ihram yang dikenakan orang – orang saat memulai haji adalah symbol kesamaaan dan kesetaraan semua manusia. Makna kedua ini sekaligus mempertegas makna pertama, yakni nilai tauhid. Konsekuensi dari menjunjung tinggi tauhid adalah mengakui bahwa tidak ada yang lebih mulia selain Allah SWT. Manusia pada hakikatnya berada dalam kesetaraan. Standar kedudukan hanya bisa dinilai dari sudut pandang Allah, melalui tingkat ketakwaannya.

Makna terkahir yang disampaikan oleh Kepala Kantor adalah makna napak tilas sejarah kenabian. Haji juga menjadi momen mengenang jejak – jejak nabi terdahulu, khususnya nabi Adam, nabi Ibrahim, dan nabi Muhammad. Perjalanan mereka bukanlah sejarah hidup yang kosong makna, melainkan mengandung berbagai pelajaran yang penting diingat. Allah tak mewajibkan haji untuk semua orang sebagaimana sholat. Kewajiban haji hanya diperuntukkan bagi mereka yang mampu. Haji adalah perjalanan suci, bukan wisata untuk meraih kebanggaan diri.

 “Karena itu, bagi yang belum diberi kemampuan menunaikan haji tak perlu berkecil hati selama kita selalu berusaha menjadi pribadi – pribadi yang bertakwa, memegang prinsip tauhid, menghargai kemanusiaan, dan menjalankan ketentuan syariat sebagai mana diajarkan Rasulullah” pesan Abd. Mun’im kepada seluruh jamaah sholat.

Turut hadir bersama ratusan masyarakat lainnya, Wakil Bupati Morowali Utara, Ketua PHBI dan tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya. Meskipun hujan turun tiada henti sejak sabtu sore, tapi tidak menyurutkan semangat umat muslim untuk memadati mesjid – mesjid yang ada di ibukota Kabupaten Morowali Utara, kolonodale.

Tags: -

Editor: Humas Ahsan
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex