Kajian Religi, Dr. Taufik, M.Ag., Mengambil Hikmah dari Sejarah Pendidikan Islam Masa Rasulullah SAW
Palu (Kemenag Sulteng) -- Sejarah pendidikan Islam mengacu kepada nilai-nilai Islam. Fondasi pendidikan Islam terletak pada sikap dan pandangan terhadap hidup itu sendiri, Islam menganggap hidup bukan suatu akhir dari segalanya tetapi alasan untuk mencapai tujuan-tujuan spritual setelah hidup.
Pendidikan Islam masa Rasulullah dilaksanakan dalam dua periode yakni periode Makkah dan Madinah. Periode Makkah sebagai fase awal pendidikan Islam, sedangkan periode Madinah sebagai fase lanjutan pembinaan pendidikan Islam. Secara akademis sejarah pendidikan Islam bermanfaat untuk memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam. Hal ini disampaikan Kepala MTsN 4 Palu, Dr. Taufik, M.Ag. dalam acara dialog interaktif, kajian religi, didampingi presenter Umi Kalsum, di LPP-RRI Palu, Rabu (28/9/2022).
Menurutnya, Ketika Nabi Muhammad saw diutus oleh Allah untuk merubah prilaku jahiliyah bangsa Arab, maka salah satu usaha keras beliau adalah menanamkan proses Pendidikan Islam yang sangat baik. “Pendidikan masa Rasulullah saw, sesuai dengan kondisi sosial politik pada masa itu melalui tahapan yang terbagi pada dua periode, yaitu periode makkah dan Madinah.” ujarnya.
Selain itu Ia katakan, bahwa periode Makkah, Nabi Muhammad Saw, lebih menitikberatkan pada pembinaan tauhid serta moral dan akhlak kepada masyarakat Arab yang bermukim di Makkah dan pada periode di Madinah, melakukan pembinaan di bidang sosial politik, sehingga di periode inilah pendidikan Islam berkembang pesat.
Lanjutnya, kondisi yang demikian itulah, dakwah pertama yang dilakukan di Makkah dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi, terlebih karena jumlah orang yang masuk Islam masih sedikit. “Situasi ini berubah ketika jumlah orang yang memeluk Islam semakin hari semakin banyak, Allah pun memerintah Nabi-Nya untuk melakukan dakwah secara terang-terangan.” ungkap Taufik.
Ustad Taufik sapaan akrabnya menjelaskan, Pendidikan Islam Masa Rasulullah diawali ketika, Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama di guahira di Makkah pada tahun 610 M. dalam wahyu itu termaktub ayat Al Quran dalam surat Al-Alaq. “Bacalah Muhammad dengan nama Tuhanmu yang telah menjadikan alam semesta. Dia menjadikan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Selanjutnya Ia menyebut bahwa, Allah kembali menurunkan wahyu yang kedua termaktub dalam Al Quran surat Al Muddatssir. “Hai orang yang berselimut. Bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan janganlah kamu memberi dengan maksud memperoleh balasan yang lebih banyak. dan untuk memenuhi perintah Tuhanmu, bersabarlah.” ucap Taufik.
“Dengan turunnya wahyu, maka Nabi Muhammad saw telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun, bangkitlah dan menyingsingkan lengan baju untuk memberi peringatan dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik dan mengajarkan Islam. Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib kerabatnya, teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi, terang terangan dan tahapan seruan umum.” paparnya.
Ia menjelaskan, kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab mengajar pada madrasah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah, belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. “Hal demikian belum di mungkinkan, kaena pada saat itu Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimpin atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya berada dalam bayang-bayang ancaman pembunuhan dari kaum kafir Quraisy.” tuturnya.
Sementara itu, metode pendidikan yang dikembangkan Rasulullah dalam menyampaikan materinya yakni, Metode ceramah, menyampaikan wahyu yang diterimanya, memberikan penjelasan, dan keterangan. Metode dialog, metode ini dipergunakan ketika berkomunikasi dengan para sahabat dalam menyelesaikan permasalahan yang terkait dakwah ajaran Islam.Selain itu, juga ada metode diskusi atau tanya jawab, perumpamaan, kisah, pembiasaan, dan metode hafalan.” imbuhnya.
Rasulullah saw telah melakukan serangkaian kebijaksanaan yang sangat strategis dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik. “Proses transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai-nilai spiritual yang dilakukan Rasulullah Muhammad saw, merupakan suri teladan yang luar biasa.” tandas Taufik.
Penulis Kasman
- 1 Pengumuman Pemilihan Titik Lokasi & Materi Pokok Soal SKB CAT BKN CPNS TA 2024
- 2 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pascasanggah Calon PPPK Kemenag 2024
- 3 Pengumuman Pembatalan Pelamar Pengadaan PPPK Eks THK II dan Tenaga Non ASN Database BKN Tahun Anggaran 2024
- 4 Pengumuman Hasil Seleksi Administrasi Pengadaan PPPK bagi Eks Tenaga Honorer Kategori II & Tenaga Non ASN yang Terdaftar dalam Pangkalan Data BKN Kemenag RI TA 2024
- 5 Keputusan Mudzakarah Perhajian Indonesia 2024