Palu (Kemenag Sulteng) – Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulteng Ulyas Taha menandatangani prasasti Monumen Rekonsiliasi di halaman Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) Effatha Palu, Kamis (12/1/2023).

Monumen Rekonsiliasi merupakan makam Pendeta Susianti Tinulele dan monumen yang dibangun untuk mengenang Pendeta Susianti Tinulele yang tewas tertembak sekelompok oknum tak dikenal tepatnya pada 18 Juli 2004 saat sedang memberikan khotbah di hadapan Jemaat Gereja Effatha.

“Monumen ini merupakan contoh bahwa kita tidak pernah setuju dengan kekerasan, kita membalasnya dengan kasih sayang. Kami berharap adanya prasasti ini bisa menjadi sebuah tanda dari komitmen Kemenag untuk selalu hadir di tengah-tengah semua umat beragama,” terang Ulyas.

Ulyas menjelaskan bahwa momen ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan perayaan 77 tahun berdirinya Kemenag atau dikenal dengan Hari Amal Bhakti (HAB) Kemenag yang diperingati pada 3 Januari. Tahun ini HAB mengangkat tema “Kerukunan Umat untuk Indonesia Hebat”.

Indonesia, Sulawesi Tengah, dan Palu secara khusus, kata Ulyas, bisa menjadi hebat apabila kerukunan umat terbangun dalam bingkai kehidupan beragama di tengah keberagaman.

“Kita semua adalah saudara sebangsa dan setanah air. Perbedaan yang ada harus dipandang sebagai sebuah pengingat untuk terus membangun dan memelihara kebersamaan. Mari kita selalu hadirkan pesan-pesan perdamaian yang mencerahkan di tengah-tengah masyarakat dan umat,” tutupnya.

Tampak hadir Ketua dan Wakil Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kanwil Kemenag Sulteng, Kepala Bagian Tata Usaha Kanwil Kemenag Sulteng, Kepala Bidang (Kabid) Bimbingan Masyarakat Kristen Kanwil Kemenag Sulteng, Kabid Bimbingan Masyarakat Islam Kanwil Kemenag Sulteng, Majelis Jemaat GKST Effatha Palu, dan tamu undangan.