- Kontributor
27 Desember 2022 0:0:0 169

Kakankemenag Dalam Dialog Religi Interaktif, Paparkan Makna Berlomba Meraih Ampunan Allah SWT

Ket: Kakankemenag Kota Palu, Dr. H. Nasruddin L. Midu, M.Ag. sebagai narasumber dalam acara dialog religi interaktif di LPP RRI Palu


Palu (Kemenag Sulteng) – Seorang Muslim yang paling urgen sepanjang hidupnya yakni berlomba-lomba untuk meraih ampunan dan surga Allah swt. Ini akan semakin penting lagi bagi manusia yang selama ini telah bergelimang dalam dosa dan maksiat.

Hal ini disampaikan Kakankemenag Kota Palu, Dr. H. Nasruddin L. Midu, M.Ag, dalam acara dialog religi interaktif kajian tematik tafsir Al Quran, Kerjasama Kantor Kementerian Agama Kota Palu dengan LPP RRI Palu didampingi presenter Wa Ode Rina Mustika, bertempat di Kantor LPP RRI Palu, Senin (26/12/2022).

Kakankemenag, Nasruddin mengutip ayat Al Quran Surat Ali-Imran ayat 133-134, “Bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”

“Ayat ini mengandung pesan berlomba-lombalah mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang diperuntukkan bagi orang-orang yang bertakwa,” ujarnya.

Dijelaskannya, bahwa setiap orang yang melakukan kesalahan, maka ayat ini lebih menekankan agar bersegera menuju kepada Allah sebagai upaya seseorang untuk meraih ampunan dan berlomba mencapai surga.

“Konsep takwa yang dijelaskan dalam QS. Ali Imran Ayat 134: yaitu orang-orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan,” jelasnya.

Menurutnya, ayat ini menjelaskan ciri orang-orang yang bertakwa sebagai ahli surga. pasalnya ayat tersebut ditemukan konsep taqwa yang termuat di dalamnya, yakni, berinfak dalam segala kondisi lapang maupun sempit, mampu menahan amarah, dan memaafkan kesalahan orang lain.

“Selain itu Ia menyebut bahwa berinfak dihadapkan pada dua kondisi, yakni keadaan lapang dan sempit, mudah dan susah, Sebagian orang teramat berat untuk menginfakkan harta yang ia cintai. Bila mereka berhasil melakukannya maka itu menunjukkan ketakwaan,” ucap Nasruddin.

Lanjut Nasruddin menjelaskan, dianjurkannya bersedekah dalam keadaan lapang ialah demi menghapus rasa takabur, cinta harta dan memendam nafsu keinginan karena hartanya.

“Mereka yang mampu menahan dan mengekang amarah, tidak mau melampiaskannya meskipun hal itu bisa saja dilakukan. Sedangkan mereka yang cenderung menuruti nafsu amarah hingga bertekad untuk dendam, maka bisa dikatakan tidak stabil dan tak mau berpegang pada kebenaran,” jelasnya.

Ia memaparkan tingkatan setelah seseorang mampu menahan amarah, yakni mau memaafkan sesama manusia. Ini menunjukkan bahwa orang yang mau memaafkan berarti telah menghapus bekas luka di hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain.

Sementara itu Beliau mengungkapkan tingkat penguasaan dan pengendalian diri yang jarang dilakukan tiap orang. Mereka yang suka memberi maaf atas kesalahan orang lain dan tidak menuntut balasan merupakan orang yang bertaqwa dan ahli surga yang sudah dijanjikan Allah swt.

Allah menyukai orang yang berbuat kebaikan, hal ini mengindikasikan bahwa ketaqwaan seseorang berada pada tingkatan tertinggi apabila ia mau berbuat baik pada orang yang telah berbuat kesalahan padanya. Sehingga ia tidak hanya menahan amarah dan memaafkan. Namun, juga membalasnya dengan perbuatan baik,” pungkas Nasruddin.

Penulis Kasman

Tags: -

Editor: Humas Ahsan
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex