Poso (Kemenag Sulteng) – Sebanyak 44 Jemaah haji asal Kabupaten Poso diberangkatkan menuju Asrama Haji transit Palu, Jumat(24/6/2022).

Pelepasan keberangkatan dilakukan oleh Bupati Poso, dr. Verna G.M Inkiriwang, di Alun-alaun lapangan Sintuwu Maroso Poso.

Dr. Verna saat pelepasan mengajak para jemaah untuk mengikuti arahan dan bimbingan panitia haji dan memperkuat Ukhuwah Islamiyah

“Ikuti dan lakukan arahan-arahan yang disampaikan petugas Haji yang membimbing, maupun dari panduan yang ada dalam buku manasik yang telah diberikan, perkuat ukhuwah Islamiyyah dengan saling tolong menolong, saling mengingatkan dan saling menjaga dengan jemaah haji lainnya,” pesannya.

Ia juga mengimbau para jemaah untuk senantiasa menerapkan protokol kesehatan COVID-19 dan pola hidup sehat secara disiplin. Sehingga seluruh rangkaian ibadah haji dapat ditunaikan dengan baik tanpa hambatan.

"Saya meminta jemaah haji Kabupaten Poso tidak hanya berdoa untuk dirinya sendiri dan keluarganya saja, “Tolong doakan pula daerah kita agar Kabupaten Poso jauh dari bencana dan musibah, daerah yang aman, damai, tentram dan sejahtera,” kata Verna.

Selain itu, Ia pun meminta kepada para jemaah haji untuk mendoakan dirinya beserta Wakil Bupati agar senantiasa diberi kesehatan dan keafiatan dalam memimpin Kabupaten Poso, agar amanah yang diberikan ini dapat dipertanggung jawabkan dengan integritas kepada masyarakat Poso yang telah memberi mandat maupun kepada Tuhan sang pengatur dan pemilik kekuasaan yang absolut,” harapnya

.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso, Hj. Marwiah dalam laporannya menyebutkan bahwa jemaah haji Kabupaten Poso berjumlah 44 dan tergambung pada Kloter 4 Balikpapan.

Ungkapan penuh haru dan bahagia tersebut terlontar dari ucapan Hj. Marwiah yang baru satu minggu menjabat sebagai Kakan Kemenag Poso saat melepas 44 Jemaah Haji Poso.

Menurutnya pada tahun ini, tidak semua orang meskipun memiliki niat yang sama, dapat memenuhi panggilan haji.

Sehingga Ia berharap niat yang tulus dan ikhlas tersebut, benar-benar ditunaikan semata-mata untuk beribadah, untuk memenuhi panggilan-Nya. Semata-mata untuk mengharap Ridho Allah Swt., bukan untuk tujuan lain, apalagi tujuan yang bersifat tercela seperti riya atau membanggakan diri” terangnya.