MAN 2 Kota Palu (Kemenag Sulteng) – Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas baru saja merilis aplikasi layanan Kementerian Agama dengan nama Pusaka Super Apps. Sesuai instruksi Menteri Agama, penggunaan aplikasi ini harus disegerakan dan disosialisasikan secara masif ke seluruh lapisan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kemenag di seluruh Indonesia. Menindaklanjuti instruksi ini, Kepala Madrasah Aliyah Negeri 2 Kota Palu, Muh. Syamsu Nursi melakukan sosialisasi tentang penggunaan aplikasi Pusaka Kemenag ini kepada seluruh guru dan ASN di Ruang Guru MAN 2 Kota Palu pada Rabu (4/1).      

Pusaka Super Apps baru saja dilaunching oleh Menteri Agama pada tanggal 25 November 2022. Aplikasi ini berisi informasi layanan Kementerian Agama yang menyajikan berbagai macam layanan dari pendidikan hingga keagamaan. Menurut Menteri Agama, penggunaan aplikasi ini bertujuan untuk mendekatkan pelayanan Kementerian Agama kepada publik.

Namun sayang, hingga akhir bulan Desember tahun 2022, jumlah ASN yang mengunduh aplikasi ini masih rendah dan baru mencapai 25 persen dari total ASN Kemenag yang ada di seluruh Indonesia. Olehnya Menteri Agama kemudian menginstruksikan sosialisasi penggunaan aplikasi ini secara masif.

Dihadapan seluruh guru dan ASN yang hadir, kepala MAN 2 Kota Palu, Muh. Syamsu Nursi melakukan sosialisasi tentang penggunaan serta manfaat dari aplikasi Pusaka Super Apps ini. Dirinya mengimbau agar seluruh guru dan ASN MAN 2 Kota Palu segera mengunduh serta mengaktifkan layanan yang tersedia.

“Pusaka Super Apps menyajikan berbagai macam layanan baik dari pendidikan, keagamaan serta layanan yang dapat menunjang pekerjaan kita tentunya secara digital dan itu pasti lebih cepat yang perlu diketahui oleh seluruh guru dan ASN MAN 2 Kota Palu. Terlebih lagi aplikasi tersebut juga menyediakan informasi seperti tentang diklat, haji, nikah, pendidikan dan lainnya”.

Di penghujung sosialisasi, Syamsu berharap seluruh Guru dan ASN MAN 2 Kota Palu kiranya mulai membiasakan diri memberikan layanan berbasis digital. 

“Sudah saatnya kita membiasakan diri memberikan pelayanan berbasis teknologi, dan merubah cara berpikir konvensional agar tidak lagi gagap teknologi di zaman digitalisasi seperti saat ini” demikian pungkas Syamsu.