Peringatan hari santri nasional yang ke-10 sejak ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2015 silam, menjadikan semangat para Santri dan Ulama Indonesia lebih berkobar dalam meneruskan syiar-syiarnya, sebagai bentuk pengabdian pada negara. Tentunya setiap peringatan hari santri nasional kita menolak lupa tentang sejarah perjuangan para santri dalam kemerdekaan dan kontribusinya tehadap bangsa. Peringatan ini menjadi momentum khusus, bagi para santri, ulama, serta seluruh elemen masyarakat untuk merefleksikan nilai-nilai agama dalam bentuk dakwah dan mengaplikasikannya dalam kehidupan.

Santri dalam perjalananya menuntut ilmu merupakan bentuk dari resolusi jihad. Santri dijadikan ujung dari sebuah tombak untuk kemajuan bangsa. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa santri dituntut agar tetap mengedepankan ilmu agama sebagai benteng pertahanan dari krisisnya moral dan etika. Santri adalah nahkoda dalam perjalananya mewujudkan cita-cita dan harapan bangsa yang tertunda.

Berdiri sebagai benteng pertahanan, mengemudi layaknya nahkoda yang mengarungi Samudra, bukanlah hal yang mudah untuk para santri di era saat ini. Berbagai bentuk sergapan arus global meberi efek matinya moral dan etika. Kontribusi santri adalah solusi tepat untuk membawa Kembali moral dan etika yang tersesat.

Santri adalah mereka yang berjuang untuk mengasah kemandirian dan kedalaman pikiran dalam pondok pendidikan. Santri merupakan pelindung tradisi dan nilai-nilai kebaikan dalam masyarakat, hingga menjadi penyambung juang dimasa depan. Telah jauh setelah Indonesia merdeka musuh dan tantangan terbesar kita bukan lagi penjajah melainkan teknologi dari masa ke masa. Oleh karena itu santri merupakan salah satu generasi harapan bangsa yang dipersiapkan menjadi tokoh intelektual, pemimpin masyarakat, dan berkontribusi dalam pembangunan nasional.

Selamat Hari Santri Nasional 2024! Jaya selalu santri, pemegang kendali, penerus generasi.