Tolitoli (Kemenag Sulteng) - Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tolitoli menggelar kegiatan budaya Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), di halaman perpustakaan sekolah, Kamis (23 /2023).

Mengusung tema "Bhineka Tunggal Ika: Memaknai Kebhinekaan di Era Kontemporer Menuju Masyarakat Harmoni", kegiatan ini merupakan gebrakan baru dari MAN Tolitoli guna menumbuhkan dan memperkenalkan siswa akan kebudayaan daerah sekaligus wujud implementasi kurikulum merdeka, yaitu proyek penguatan profil pelajar pancasila melalui berbagai penampilan tari yang telah dipersiapkan oleh siswa.

Dalam acara pembukaan, Kepala MAN Tolitoli, Muhammad AY Rumi, menyampaikan sambutan dan menjelaskan tentang P5. Menurutnya, proyek ini dapat diekuivalensikan dengan dua cara, yaitu jam tatap muka per satu rombongan belajar setiap tahun untuk pemenuhan jam tatap muka paling sedikit 24 jam tatap muka per minggu dan paling banyak mengampu tiga rombongan belajar.

Ia juga mengapresiasi pelaksanaan P5 dan Profil Pelajar Rahmatan Lil’alamin (P2 RA), yang dilaksanakan oleh siswa-siswi MAN dalam memaknai kegiatan positif yang dapat meningkatkan rasa cinta terhadap budaya. "Jika anak-anak senang dan sangat berantusias mengikuti kegiatan ini, semoga tahun depan kegiatan ini dapat diselenggarakan lagi," tuturnya.

Dalam acara inti, siswa dari kelas X telah mempersiapkan diri untuk menampilkan beberapa tarian daerah dengan mengenakan pakaian atau kostum sesuai dengan tarian yang mereka tampilkan. Di samping itu, mereka juga menjadikan giat ini sebagai wadah penyaluran bakat, meningkatkan antusiasme, dan semangat dari siswa baru dalam menyambut pembelajaran mendatang.

Ketua panitia dan inisiator kegiatan, Erna, menuturkan bahwa P5 P2 RA adalah proyek kokurikuler yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian karakter siswa. "Kegiatan ini disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan, yang dilakukan secara fleksibel dari segala muatan kegiatan maupun waktu pelaksanaannya," ujar Erna.

Ia menambahkan terlaksananya acara ini tak lepas dari kerja sama semua pihak dan koordinator mata pelajaran serta wali kelas yang juga merencanakan membuat kerajinan dengan memanfaatkan barang bekas atau plastik.

"Mudah-mudahan perencanaan yang sudah matang ini dapat terlaksana dengan baik sehingga menjadi barang bernilai jual," harapnya.