Palu (Kemenag Sulteng) - Semarak pakaian adat dan nasional menghiasi barisan peserta upacara HUT RI ke-79. Ini menjadi simbol keberagaman dan persatuan pada peringatan hari kemerdekaan yang digelar di halaman Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah, Sabtu 17 Agustus 2024.

Kakanwil Kemenag Sulteng Ulyas Taha selaku inspektur upacara membacakan sambutan Menteri Agama RI. Ia tampak mengenakan pakaian adat Gorontalo berwarna biru langit.

Usai membacakan sambutan Kakanwil mengimbau kepada ASN Kemenag agar mengambil peran pada masyarakat. “Kementerian Agama harus mampu untuk mengambil peran. Peran yang cukup strategis. Misalnya, Kemenag mampu untuk melakukan intervensi dalam kegiatan-kegiatan sosial secara langsung misalnya dengan pemberdayaan zakat, pemberian bantuan berupa penurunan stunting melalui kegiatan-kegiatan keagamaan,” ujarnya.

Ia juga menekankan agar ASN Kemenag memiliki kesadaran sebagai ASN Kemenag, yang berbeda dengan kementerian lain. Perbedaannya terletak pada kekuatan do’a.

“Kementerian Agama juga memiliki satu senjata pamungkas yang tidak dimiliki oleh kementerian dan lembaga lain, yakni kekuatan do’a (agama). Itulah yang menjadi kelebihan kita,” jelas Kakanwil.

Menurutnya, mungkin sebagian kementerian dan lembaga itu tidak pernah merasakan secara langsung, tapi ASN Kemenag merasakan denyut nadinya selalu disentuh dengan nilai-nilai agama karena memang berada di Kementerian Agama.

“Tidak bisa kita pungkiri, apapun sifat dan kelakuan kita tetapi yang melekat di benak kita selalu bahwa kita adalah Aparatur Negara Kementerian Agama, dan nama itulah yang kemudian bisa secara tidak langsung akan senantiasa menyadarkan bawah sadar kita, bahwa saya adalah orang Kementerian Agama,” tegasnya.

Ia menambahkan jika kesadaran itu belum ada pada saat ini, mungkin esok hari, atau bahkan diabaikan, yang jelas saat berada di Kementerian Agama, maka disitulah hati ASN Kemenag akan terpaut dengan agama.

Kakanwil mengimbau, bahwa kesadaran tersebut harus dibangun bersama karena membangun sebuah bangsa tidak dilakukan secara parsial. Komitmen, sinergi dan kolaborasi menjadi penting apalagi Kementerian Agama tidak boleh dibebankan kepada pimpinan saja, hanya kepada seorang kakanwil. Kementerian Agama akan menjadi maju Jika semua kekuatan dari atas sampai ke bawah dapat bersatu.

“Kita bangun bersama kesadaran untuk membangun nusa bangsa dan tentu daerah kita Sulawesi Tengah,” pungkasnya.