Santri Tano Dampelas Donggala Turut Serta di MQK Internasional

Ket: Pembukaan MQK Internasional ke-1
Macanang (Kemenag Sulteng) – Empat santri Pondok Pesantren Tahfizh Al-Qur’an Tano Dampelas, Kabupaten Donggala, menjadi bagian dari peserta Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional ke-1 Tahun 2025 yang resmi dibuka di Kampus III Pesantren As’adiyah Macanang, Kecamatan Tana Sitolo, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).
Keikutsertaan para santri ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Sulawesi Tengah, karena untuk pertama kalinya MQK digelar di tingkat internasional. Ajang yang sarat nilai keilmuan Islam ini menghadirkan peserta dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari mancanegara, menjadikannya ruang kompetisi sekaligus forum silaturahmi antarpesantren.
Dari empat santri asal Donggala tersebut, satu mengikuti cabang Nahw Putri, sementara tiga lainnya tampil di cabang Debat Bahasa Inggris. Kehadiran mereka tidak hanya mewakili daerah, tetapi juga menjadi bukti bahwa pesantren di Donggala mampu melahirkan generasi Qur’ani yang siap bersaing pada tingkat global.


Kesempatan ini bukan hanya menjadi kebanggaan pribadi bagi para peserta, tetapi juga menjadi capaian penting bagi Kabupaten Donggala karena mampu mengirimkan duta santri yang siap bersaing dengan peserta dari berbagai penjuru dunia.
Selain itu menjadi bukti nyata bahwa pesantren-pesantren di wilayah Donggala mampu melahirkan kader-kader ulama dan generasi Qur’ani yang tidak hanya unggul dalam penguasaan ilmu agama, tetapi juga siap berkompetisi dalam forum akademik tingkat internasional. Lebih dari itu, prestasi ini diharapkan dapat menginspirasi generasi muda lain untuk terus mengembangkan diri, memperdalam pemahaman keagamaan, serta menjaga tradisi intelektual Islam sebagai warisan mulia yang harus dilestarikan
Kakankemenag Donggala H. Haerolah Muh. Arief berpendapat bahwa MQK pada hakikatnya merupakan ajang untuk terus melakukan pembinaan dan kaderisasi ulama. Kaderisasi itu tidak cukup hanya di kelas kelas madrasah atau pesantren. Para calon ulama tersebut perlu diterjunkan secara langsung ke dalam forum forum diskusi ilmiah yang argumentasi nya didasarkan atas keterangan dari kutub turats
“Hal ini juga untuk memupuk dan membudayakan agar santri terbiasa berpendapat dengan hujjah.” Ungkapnya.
Dengan terselenggaranya MQK Internasional ini, diharapkan tidak hanya menjadi wadah perlombaan semata, tetapi juga menjadi sarana memperkuat silaturahmi antar pesantren, memperkaya tradisi intelektual Islam, serta melahirkan cendekiawan Muslim yang berwawasan luas dan berakhlak mulia.
