Momentum Isra Mi’raj, Merenungi Makna Salat dan Persatuan Bangsa
Banggai Laut (Kemenag Sulteng) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banggai Laut H. Riatman A. Nursin menghadiri dan memberikan hikmah peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1446 H/2025 M di Masjid Jami Al Baqa, Desa Lampa, Kecamatan Banggai, pada Ahad (26/1/2025) malam.
Dalam tausiyahnya, Riatman menjelaskan makna Isra Mi'raj sebagai peristiwa luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah SWT.
Berdasarkan firman Allah dalam Surah Al-Isra ayat 1, Nabi Muhammad SAW diperjalankan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Peristiwa ini menjadi bukti kebesaran Allah yang memperlihatkan surga dan neraka kepada Rasulullah SAW.
Isra Mi’raj, yang terjadi pada 27 Rajab, juga menjadi momentum penting bagi umat Islam, khususnya dalam memperkuat ibadah salat.
Menurut Riatman, perjalanan spiritual Rasulullah SAW ini dilatarbelakangi oleh tahun kesedihan (Aamul Huzni), di mana beliau kehilangan dua sosok yang sangat berpengaruh dalam hidupnya, yaitu sang istri, Siti Khadijah RA, dan pamannya, Abu Thalib.
"Siti Khadijah adalah istri yang sangat dicintai Rasulullah, yang telah mengorbankan hartanya demi perjuangan Islam. Begitu juga Abu Thalib, yang menjadi pelindung Rasulullah dari ancaman kaum Quraisy," ujarnya.
Riatman menegaskan bahwa puncak dari perjalanan Isra Mi’raj adalah diterimanya perintah salat lima waktu secara langsung dari Allah SWT.
"Salat adalah tiang agama. Siapa yang mendirikannya, maka ia telah menegakkan agama. Sebaliknya, siapa yang meninggalkannya, maka ia menghancurkan agamanya," jelasnya mengutip hadits Rasulullah SAW.
Ia juga mengajak jamaah untuk mengevaluasi diri terkait kecintaan mereka terhadap salat dan masjid.
"Dulu, masjid masih sederhana dengan penerangan lampu lentera, tetapi masyarakat tetap bersemangat datang untuk salat berjamaah. Kini, masjid sudah megah dan nyaman, apakah kita tetap semangat seperti mereka?" tanyanya.
Dalam kesempatan tersebut, Riatman juga menyinggung pentingnya menjaga persatuan dan persaudaraan pasca-Pilkada.
Ia mengajak seluruh masyarakat Banggai Laut untuk bersatu dan mendukung pemimpin yang telah terpilih, demi kemajuan daerah yang lebih baik dengan menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal.
Lebih lanjut, ia menyoroti dua "virus" yang harus dihindari dalam kehidupan bermasyarakat, yakni sifat saling berharap dan iri hati.
"Saling berharap menyebabkan tugas dan tanggung jawab terbengkalai, sedangkan iri hati hanya akan memicu perpecahan dan menghambat kemajuan," katanya.
Dalam tausiyahnya, Riatman juga menyampaikan lima keutamaan bagi orang yang menjaga salat berjamaah sebagaimana hadits Rasulullah SAW, di antaranya:
- Dijauhkan dari kefakiran hidup di dunia.
- Dihindarkan dari azab kubur.
- Menerima catatan amal di tangan kanan pada hari kiamat.
- Melewati jembatan Ash-Shirath dengan mudah.
- Dimasukkan ke dalam surga tanpa hisab dan tanpa azab.
Mengakhiri tausiyah, Riatman mengajak jamaah untuk menjadikan salat sebagai prioritas utama dalam kehidupan sehari-hari. "Mari kita menjaga salat kita sebelum kita disalati oleh orang lain, dan menangisi diri kita sebelum ditangisi oleh orang lain," pungkasnya. (SU)
- 1 Daftar Jemaah Haji Khusus Berhak Konfirmasi dan Pembayaran Setoran Lunas Bipih Khusus 1446 H/2025 M
- 2 Keputusan Menteri Agama terkait Penyelenggaraan Ibadah Haji Khusus 1446 H/2025 M
- 3 Surat Edaran (SE) Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Nomor 1 tahun 2025 tentang Pemeliharaan Lingkungan Satuan Pendidikan.
- 4 Pengumuman Hasil Akhir Pasca Sanggah Seleksi CPNS Kemenag Tahun Anggaran 2024.
- 5 Surat Edaran Bersama Mendikdasmen, Menag, dan Mendagri tentang Pembelajaran di Bulan Ramadan 1446 H/2025 M