Jambore Pasraman Nasional di buka oleh Menag Lukman Hakim Saifuddin
(Kemenag Sulteng), -Denpasar 03 Juli 2019, Menag RI, Lukman Hakim Saifuddin membuka secara resmi Jambore Pasraman Tingkat Nasional ke V Tahun 2019 di Auditorium Hotel Aston Denpasar Bali.
Acara ini dihadiri oleh Gubernur Bali, DPRD Bali, Dirjen Bimas Hindu, Kakanwil Kemenag se Indonesia, PHDI Pusat, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan peserta wakil dari seluruh provinsi se Indonesia.
Dalam sambutannya Menag menjelaskan bahwa Jambore ini adalah wahana mendidik generasi muda memahami esensi ajaran agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari hari.
Ia juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan Jambore ini terutama pada Pemda Bali.
Lebih lanjut ia menjelaskan Prioritas umat beragama di indonesia dalam bidang pendidikan agama dan keagamaan, PMA No 56 Tahun 2014 landasan eksistensi Pasraman
Kesadaran bahwa kita adalah bagian dari indonesia, dan proses ini digulirkan terus menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Indonesia yang berpenduduk nomor 4 di dunia, luas geografisnya sampai 3 waktu. Aneka suku bangsa bahasa dan budaya yang berbeda, Satu yang menyatukan kita bahwa kita adalah bangsa yang relegius.
Yang menjadi masalah, Bagaimana cara kita menyikapi perbedaan itu, maka sikap keberagamaan atau religiusitas. Pola hubungan dunia lain dengan agama hanya 2 yaitu
Pertama, Negara teokratis, Saudi, Pakistan, Iran dan beberapa negara di Timteng. Kemudian yang kedua, Negara sekuler, seperti As, Eropa, Korea, Jepang dan lainnya.
Indonesia sangat khas merupakan kolaborasi antar keduanya, bukan negara agama dan bukan negara sekuler, Dalam konteks keindonesiaan yang beridiologi Pancasila dan berlandaskan konstitusional UUD 1945. Yang menjungjung tinggi agama dan kebebasan beragama.
Olehnya pentingnya moderasi beragama bukan moderasi agama.katanya.
Moderasi beragama sudah dimasukan dalam RPJMN 2019-2024, maka setiap warga bangsa mempunyai wawasan moderasi beragama, toleran, dan rahmatan lil alamin. Yang dituntut dari kita adalah kearifan dalam menyikapi keragaman. Karena keragaman adalah takdir Tuhan yang tidak bisa terbantahkan. Semua agama mengajarkan untuk saling menghargai antar pemeluk agama, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, ujar Menag.
Dalam ajaran Hindu ada konsep atman, dalam Islam ada Ruh, yang merupakan esensi dari manusia. Humanis adalah Esensi ajaran agama. Jadi jangan dijadikan agama sebagai hal yang memecah belah persatuan dan memuat kita terkotak.
Olehnya esensi ajaran agama yang menekankan, keadilan kejujuran, ahlakul karimah, moralitas dan humanis disitulah kita bertemu dan menyatu.tuturnya. ( akbar )
- 1 Pengumuman Penyesuaian Jadwal Seleksi Pengadaan PPPK bagi Pelamar Tenaga Non ASN yang Aktif Bekerja di Instansi Pemerintah Kemenag RI Tahun Anggaran 2024
- 2 Petunjuk Penggunaan Aplikasi CAT Petugas Haji 2025 tingkat Pusat
- 3 Pengumuman Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Teknis Tambahan PPPK Kemenag 2024
- 4 Pengumuman Pelaksanaan Seleksi Kompetensi Bidang Tambahan (SKBT) CPNS Kemenag 2024
- 5 Pelaksanaan Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang dan Perpindahan Dari Jabatan Lain Ke Dalam Jabatan Fungsional Bidang Kepegawaian Kementerian Agama Tahun 2025