Poso (Kemenag Sulteng) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Poso yang diwakili oleh Kasubbag Tata Usaha, Hj. Sitti Nurna’imah membuka kegiatan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah yang diselenggarakan oleh Seksi Bimas Islam di Aula Kantor Balai Nikah dan Manasik Haji KUA Kec. Poso Kota, Kamis, (14/10/2021).

Kegiatan ini dihadiri Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab. Poso, dr. Djani Moula, M. Kes, MM sebagai narasumber, Kasi Bimais, H. Wawa Suryatna, Kepala KUA Kec. Poso Kota, Hendi Subhan Syafii, Kepala KUA Kec. Lage, Basrin Ombo, yang merupakan fasilitator kegiatan Binwin dan peserta Sekaligus calon pengantin.

Ketua Panitia, H. Wawa Suryatna dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan bimbingan perkawinan pra nikah ini merupakan agenda kegiatan rutin yang bertujuan untuk tercapainya keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahma.

“Sebagian besar peserta merupakan calon pengantin yang mewakili kecamatan Poso Kota, Poso Kota Utara, Poso Kota Selatan dan juga kecamatan lage,” jelasnya.

Sementara Kasubbag TU, Hj. Sitti Nurna’imah yang mewakili Kepala Kantor Kemenag Poso dalam sambutannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini, kami dari Kementerian Agama ingin memberikan sedikit pembekalan untuk bagaimana meminimalisir persoalan dalam rumah tangga.

“Tidak ada rumah tangga yang tidak ada persoalan yang akan di hadapi,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan persoalan dalam rumah tangga itu ada beberapa faktor, ada persoalan agama, prsoalan ekonomi, juga persoalan kesehatan.

“Persoalan agama bias saja terjadi ketika masing-masing kita tidak memahami secara baik akan ajaran agamanya,tentang tugas dan fungsinya sebagai suami atau juga istri,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya, Kasubbag TU berpesan kepada para peserta untuk mengikuti materi ini dengan sebaik-baiknya, jangan hanya di dengarkan dengan telinga saja, akan tetapi di resapi di dalam hati.

“Karena persoalan yang akan dihadapi nanti bukanlah persoalan sepele, bukan hanya penyatuan antara laki-laki dan perempuan saja, akan tetapi penyatuan dua isi kepala yang berbeda, dua hati yang sama-sama memiliki rasa yang berbeda, dan penyatuan dua keluarga yang selama ini tidak bersama,” ungkapnya.