Palu (Kemenag Sulteng) - Wakil Menteri Agama Romo H.R. Muhammad Syafi’i dalam kunjungan silaturahmi ke Palu, Sulawesi Tengah, menyuarakan persoalan toleransi dan moderasi beragama

Pria yang akrab disapa Romo Syafii ini, menjelaskan Asta cita Presiden Prabowo yang salah satunya tentang toleransi dan moderasi beragama, yang tertuang dalam poin ke-8 asta cita, yakni memperkuat penyelarasan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

Ia menyebutkan, toleransi dan moderasi beragama bukanlah sesuatu yang baru, yang telah ada sebelum istilah itu ada.

“Ini merupakan program unggulan yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Program ini melawan lupa, bukan sesuatu yang baru, Kita sudah lama sukses dalam melaksanakan toleransi dan moderasi beragama,” ungkap Romo saat memberikan arahan dihadapan ASN Kemenag Sulteng, Rabu (28/11/2024).

Moderasi beragama yang menjadi program prioritas Kementerian Agama harus dijaga untuk persatuan dan kesatuan bangsa. Karena persatuan dan kesatuan lebih mahal dari Sumber Daya apapun. Kuncinya adalah peran tokoh agama di Kementerian Agama.

Romo mengingatkan, cara memperkuat toleransi dan moderasi beragama, adalah dengan mengamalkan ajaran agama masing-masing dengan benar. Dekat dengan agama dan taat kepada agama masing-masing. Pada tataran praktisnya, kata Romo agama apapun tetangga kita, kita tetap berbuat baik.

Menurutnya, jika umat melaksanakan agamanya, pasti dapat bermoderasi, pasti bertoleransi. Sehingga ia menyerukan kepada ASN Kemenag, agar mengamalkan agama dengan benar. Ia bahkan memastikan jika ada pemuka agama apapun yang mengajarkan untuk tidak tidak saling bertoleransi, tidak saling tolong menolong, tidak membantu, hanya karena agamanya berbeda, patut dicurigai agenda dari pemuka agamanya. Karena pasti agamanya tidak mengajarkan seperti itu. Karena moderasi dan toleransi menjaga persatuan dan kesatuan.

“Toleransi dan moderasi ada pada kita, dengan cara mengamalkan ajaran agama masing-masing dan Kementerian Agama merupakan ujung tombak bagi lancarnya program tersebut,” pungkas Wamenag Romo.

Wamenag Romo dan jajarannya mengunjungi Palu sebagai kunjungannya yang ke-6 setelah dari Kota Minangkabau, Sumut, Ambon, Banten, dan Aceh. Ia mengatakan, akan mengunjungi seluruh provinsi, karena masih ada 32 Provinsi lagi.

Mengawali kedatangannya di Palu, Ia datang berziarah ke makam Guru Tua, di Komplek Masjid Alkhairaat Palu. Ia juga disambut tarian adat Mokambu oleh Siswi MTsN 1 kota Palu, Tari Saman dan Tari Modern dari perwakilan siswa MAN 2 Kota Palu.

Sebelum arahan Wamenag, Kakanwil Kemenag Sulteng Mohsen, menyampaikan sambutan pada kedatangan Wamenag. Dalam sambutannya, Ia mengatakan bahwa skor indeks Kerukunan Umat Beragama 2023 di Sulawesi Tengah mencapai 76,95% sehingga Sulteng termasuk kategori Rukun Tinggi.

Mohsen mengatakan hal tersebut merupakan dukungan dan kerjasama dari semua pihak, baik itu Kementerian Agama, pemerintah daerah, FKUB dan ormas-ormas keagamaan serta peran para tokoh agama dan masyarakat yang senantiasa bersinergi dalam merawat kerukunan di Sulawesi Tengah, dengan semboyan kerukunan di Sulteng yaitu moto “Nosarara Nosabatutu” yang artinya bersama kita satu.

Hadir dalam kegiatan ini Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat, Rektor UIN Datokarama Palu, Wakil Rektor dan jajarannya, Kepala Kankemeng kab/kota, Kepala Madrasah, ASN Kanwil, pejabat fungsional, para guru, pengawas, penyuluh, penghulu, dan kepala KUA se Kota Palu, Sigi, dan Donggala serta para pimpinan ormas keagamaan.