Madya Ashari
14 Juli 2025 13:35:0
Palu (Kemenag Sulteng) - Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Agama Makassar bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palu dan Kementerian Agama Kota Palu sukses menggelar Short Course Moderasi Beragama selama dua hari, 14–15 Juli 2025, di Aula Kantor Kementerian Agama Kota Palu. Kegiatan ini diikuti oleh 51 siswa-siswi terbaik Purna Paskibraka Kota Palu 2024, dengan tujuan membekali generasi muda dengan nilai-nilai toleransi, cinta tanah air, dan kesiapan menghadapi tantangan era digital.
Acara dibuka secara resmi pada Senin (14/7/2025) oleh Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, SE., M.AP., yang hadir bersama sejumlah pejabat, yaitu: Dr. Saprillah, S.Ag., M.Si (Kepala Balai Litbang Agama Makassar), Dr. H. Ahmad Hasni, M.Pd.I (Kepala Kemenag Kota Palu), Ansyar Sutiadi, S.Sos., M.Si (Kepala Kesbangpol Kota Palu), Pimpinan MUI, FPK, FKUB, dan Dewan Adat Kota Palu, serta pejabat eselon IV dilingkup Balitbang, Kemenag, dan Pemerintah Kota Palu.
Dalam sambutannya, Wawali Imelda menyampaikan kebanggaannya terhadap peserta sebagai calon pemimpin masa depan, "Kalian harus punya mimpi besar, jangan cetek! Rubah dunia dengan ilmu yang didapat. Kota Palu ini beragam—suku, etnis, agama—kalianlah garda terdepan yang akan menjaga keharmonisannya. Tanamkan 4 indikator moderasi beragama, terutama cinta tanah air!".
Kepala Kesbangpol Ansyar Sutiadi menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai benteng melawan paham radikal: "Kami ingin anak-anak muda Palu imun dari ideologi ekstrem yang mengancam persatuan".
Kepala Balai Litbang Agama Makassar, Dr. Saprillah, menyoroti peran generasi Z di era digital: "Kami generasi X adalah imigran digital, tapi kalian (generasi Z) adalah penghuni tetapnya. Jangan takut teknologi, tapi gunakan untuk menyebarkan nilai moderasi!".
Materi dan Metode Pelatihan
Selama dua hari, peserta akan mendapatkan materi interaktif, termasuk:
- Konsep Moderasi Beragama: Pemahaman tentang toleransi, keseimbangan, dan penghargaan keberagaman.
- Peran Generasi Muda di Era Digital: Strategi memanfaatkan media sosial untuk kampanye perdamaian.
- Studi Kasus Konflik Sosial: Diskusi terbuka tentang menjaga kerukunan di masyarakat multikultural seperti Palu.
Kegiatan ini juga melibatkan praktik simulasi dan proyek kelompok, di mana peserta akan merancang inisiatif kecil untuk diterapkan di komunitas mereka.
Harapan ke Depan
Kolaborasi antara Balai Litbang Makassar dan Pemkot Palu ini merupakan bagian dari komitmen panjang untuk membangun indeks kerukunan umat beragama, sebagaimana tertuang dalam MoU Penguatan Moderasi Beragama yang ditandatangani Juni 2025. Dr. Ahmad Hasni menambahkan: "Kami berharap peserta menjadi agen perubahan yang membawa dampak nyata, khususnya di Sulawesi Tengah yang rawan konflik horizontal".
Acara ditutup dengan foto bersama dan penyerahan cendera mata dari Pemkot Palu Kepada Balai Litbang Agama Makassar.