MAN Buol (Kemenag Sulteng) - Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Biau, Raden J. Nahe, bertindak sebagai pembina upacara bendera di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Buol, Senin (3/11/2025). Kegiatan yang berlangsung di halaman madrasah tersebut diikuti dengan khidmat oleh seluruh guru dan siswa serta sejumlah penyuluh agama.

Dalam amanatnya, Raden J. Nahe menyampaikan bahwa tujuan utama kedatangannya ke MAN Buol adalah untuk bersilaturahmi dengan keluarga besar madrasah sekaligus mensosialisasikan program pemerintah terkait pemberantasan pernikahan usia anak melalui program Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS).

“Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019, usia minimal calon pengantin pria dan wanita adalah 19 tahun. Di bawah usia itu masih termasuk kategori anak-anak sebagaimana diatur dalam UU Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014, yaitu 0 hingga 18 tahun. Anak-anak dalam usia tersebut masih membutuhkan perhatian dan perawatan dari orang tuanya, sehingga belum boleh menikah,” jelas Raden.

Ia juga menyoroti dampak negatif pernikahan dini, seperti risiko stunting, meningkatnya angka kematian ibu muda akibat organ reproduksi yang belum matang, serta terhambatnya cita-cita karena harus mengurus keluarga di usia muda. Menurutnya, edukasi sejak dini sangat penting untuk mencegah terjadinya pernikahan di bawah umur.

Sementara itu, Kepala MAN Buol, Salman Dj. Adjud, menyambut baik program BRUS yang disampaikan oleh pihak KUA. “Edukasi ini sangat penting bagi siswa kelas XII yang usianya sudah mendekati masa dewasa. Program BRUS akan membantu mereka memahami pentingnya kesiapan usia dalam menentukan waktu pernikahan,” ujarnya.

Usai pelaksanaan upacara, sejumlah siswa kelas XII dan sebagian dari kelas XI mengikuti kegiatan lanjutan berupa sosialisasi BRUS yang dipandu langsung oleh tim dari KUA Kecamatan Biau. (SH-MANBuol)