
Dialog Religi Kepala KUA, Haerullah Paparkan Ilustrasi Al-Quran Terhadap Problematika Keluarga

Ket: Kepala KUA Palu Barat Dr. H. Haerullah Muh. Arief, M.H.I, saat menjadi narasumber dalam acara dialog religi di LPP RRI Palu
Palu (Kemenag Sulteng) -- Keluarga merupakan pondasi awal pergerakan hidup seseorang, dan setiap orang ditempa, dibina, dan dilatih agar menjadi manusia seutuhnya. Keberadaan keluarga sangat urgen untuk melahirkan generasi berkualitas. Banyak kesuksesan dan kebaikan lahir dari keluarga yang taat, sebaliknya banyak problematika terjadi disebabkan arah kehidupan keluarga yang terabaikan.
Hal ini disampaikan Kepala KUA Palu Barat, Dr. H. Haerullah Muh. Arief., M.H.I, dalam acara dialog religi interaktif, kerjasama Kantor Kementerian Agama Kota Palu dengan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Palu, didampingi presenter Umi Kaslum, bertempat di Kantor LPP RRI Palu, Selasa (13/12/2022).
Kepala KUA, Haerullah mengungkapkan, bahwa pentingnya memahami makna keluarga, karena keluarga merupakan salah satu mata rantai kehidupan yang paling esensial dalam sejarah perjalanan hidup manusia.
Menurut Haerullah, keluarga juga membuat arah kehidupan yang memberikan kenyamanan dan ketenteraman bagi manusia, sehingga menimbulkan kepuasan anggotanya serta rahmat Tuhan yang maha pencipta. Tentunya, arah kehidupan tersebut tidak terlepas dari gambaran dasar keluarga, yakni sakinah, mawaddah, dan rahmah.
“Keluarga bernilai fungsional dalam membentuk kepribadian anak manusia untuk mencapai kedewasaan dan kesempurnaan hidup, yakni kehidupan rumah tangga yang dilandasi dengan pemenuhan unsur keagamaan, ekonomis, biologis, kerohanian, pendidikan, perlindungan, yang terjalin secara terpadu dan harmonis,” ujar Haerullah.
Lanjut Haerullah mengatakan, jika memahami Al Quran secara holistik dan mendalam, akan ditemukan sejumlah kisah-kisah para nabi dan rasul serta orang-orang terdahulu dalam berkeluarga. Baik kisah-kisah keluarga yang terpuji, maupun orang dan keluarga yang tercela.
“Ketika Allah Swt. mengisahkan sesuatu dalam Al-Qur’an bertujuan untuk menjadi pelajaran atau contoh bagi manusia setelahnya. Karena itu, penting bagi keluarga masa kini untuk berkaca dan bercermin serta mengambil pelajaran pada tipe atau model keluarga masa lalu,” terang Haerullah.
Dijelaskannya, hidup berkeluarga merupakan dambaan semua manusia, setiap orang akan berusaha untuk mendapat pasangan hidup yang sesuai dengannya untuk menjaga keharmonisan hidup berkeluarga.
Sementara itu ungkap Haerullah, cerminan keluarga teladan adalah keluarga Nabi Muhammad dengan Khadijah, dan kisah Nabi Ibrahim dengan Hajar. Pasalnya Ibunda Khadijah mendukung dakwah Nabi secara total.
Ia menambahkan, begitu pula Siti Hajar yang selalu taat dengan keputusan yang telah Allah tetapkan atasnya. Keluarga inilah keluarga yang patut dijadikan sebagai contoh. Suami dan isteri keduanya adalah, ahli ibadah, ahli tauhid, ahli sedekah, ahli shalat dan ahli taat terhadap perintah dan larangan Allah swt.
“Pembinaan sebuah keluarga bermula dari perkawinan, dalam hal ini, terbentuknya sebuah keluarga merupakan salah satu cara untuk menerapkan syari`at Islam dengan tujuan menjaga agama, jiwa, keturunan dan harta benda,” pungkas Haerullah.
Penulis Kasman
- 1 SE Menteri Agama No 2 Tahun 2025 tentang Panduan Penyelenggaraan Ibadah Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1446 H
- 2 SE KPK Nomor 7 tentang Pencegahan Korupsi dan Pengendalian Gratifikasi Hari Raya
- 3 Pemberitahuan Uji Kompetensi Pranata Komputer, Statistisi, dan Asisten Statistisi Tahap I
- 4 SE Sekretaris Jenderal Nomor SE.12 Tahun 2025 tentang Efisiensi Anggaran Kementerian Agama Tahun 2025 dan Efektivitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Kementerian Agama
- 5 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 2025 tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029