(MAN 1 Kota Palu)  – Salah seorang guru di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Palu, Fathya Santari, berhasil meraih prestasi pada ajang Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional yang diselenggarakan Forum Pengajar Bahasa Indonesia (FPBI) Madrasah Aliyah (MA) Nasional, beberapa waktu lalu.

Fathya yang menulis puisi berjudul ‘Indonesia Jaya di Bumi Pertiwi’ berhasil meraih peringkat terbaik IV pada ajang yang diikuti sekira seratus guru MA dari seluruh wilayah di Indonesia.

“Alhamdulillah, mendapat peringkat terbaik IV tingkat nasional. Saya merasa bersyukur karena ini merupakan capaian yang luar biasa,” kata Fathya, saat ditemui di ruang Dewan Guru  , Kamis (27/5/2021).

Raihan tersebut terasa spesial bagi Fathya, karena ia mengaku baru memberanikan diri untuk mengikuti ajang perlombaan puisi, dan langsung di tingkat nasional. Meski begitu, sebelumnya ia juga telah berpartisipasi pada puluhan buku antologi puisi bersama beberapa penulis lainnya, serta telah menghasilkan dua karya buku antologi puisi mandiri.

“Pernah ikut menulis di 30 buku antologi puisi, dan juga ada dua buku antologi puisi sendiri. Tapi untuk ikut perlombaan, ini yang pertama kali. Awalnya tidak terlalu percaya diri karena pesertanya dari nasional, tapi Bismillah ikut lomba untuk menyemarakkan Hari Pendidikan Nasional juga, dan Alhamdulillah seluruh pihak di Madrasah mendukung penuh, mulai dari Kepala Madrasah hingga dewan guru dan tenaga kependidikan lainnya,” tutur Fathya.

Kepala MAN 1 Kota Palu Zaenab, mengaku bangga dan sangat mengapresiasi prestasi yang diraih oleh salah seorang guru di Madrasah yang dipimpinnya tersebut. Menurutnya, hal itu harus menjadi contoh dan pendorong bagi guru-guru lain, untuk terus kreatif dan inovatif menghasilkan karya.

“Selain itu, prestasi ini tentunya juga dapat memberi efek positif bagi para peserta didik. Menjadi contoh bahwa prestasi dapat diraih, sebagaimana motto Madrasah kami yakni Prestasi Harga Mati. Meskipun di tengah pandemi COVID-19, namun itu tidak menghalangi kita semua untuk mengukir prestasi,” pungkas Zaenab diruang kerjanya.

By. (Mursalin)