Sigi (Kemenag Sulteng) – Sejak tahun 1960, KH. Mohammad Qasim Maragau telah menjadi pionir dalam membangun fondasi Kementerian Agama di Sulawesi Tengah. 

Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah memberikan penghargaan khusus kepada KH. Mohammad Qasim Maragau melalui penamaan Aula Kanwil Kemenag Sulteng dengan nama beliau. Hal itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Kanwil Kemenag Sulteng, Muchlis, dalam Haul ke-47 ulama kharismatik asal Kabupaten Sigi tersebut, Sabtu (6/9/2025).

“Penamaan aula ini adalah bentuk penghormatan kami atas dedikasi almarhum yang telah menorehkan sejarah penting dalam dakwah dan pendidikan Islam di Sulawesi Tengah. Beliau bukan hanya seorang ulama, melainkan juga birokrat yang membangun fondasi kelembagaan Kementerian Agama di daerah ini,” tutur Muchlis di hadapan jamaah haul.

Menurut Muchlis, KH. Mohammad Qasim Maragau merupakan teladan dalam keikhlasan, kesederhanaan, dan keberanian berdakwah. Kemenag, lanjutnya, akan terus mendukung kegiatan keagamaan semacam ini untuk memperkuat peradaban Islam yang damai, moderat, dan berkarakter.

Almarhum dikenal luas sebagai murid pertama Guru Tua, Sayyid Idrus Salim Al-Jufri (pendiri Alkhairaat). Dalam kiprahnya, ia pernah menjabat Qadi pertama di Sigi dan Kulawi Tahun 1943 - 1945, Kepala Perwakilan Jawatan Urusan Agama Tahun 1967 - 1975, hingga menduduki jabatan strategis sebagai Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama pertama yang menjadi cikal bakal Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah.

Haul ke-47 KH. Mohammad Qosim Maragau yang digelar di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Aula Taiganja Desa Kalukubula ini turut dihadiri Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, Bupati Sigi Mohamad Rizal Intjenae, Ketua Utama Alkhairaat H.S. Alwi Seggaf Aljufri, unsur Forkopimda, tokoh ormas Islam, serta ratusan jamaah.

Dalam kesempatan itu, Bupati Sigi menilai almarhum layak diusulkan sebagai pahlawan nasional di bidang pendidikan Islam. Sementara Gubernur Anwar Hafid menggambarkan sosoknya sebagai pribadi pemberani, penuntut ilmu, dan penuh kasih sayang, sehingga patut dijadikan teladan lintas generasi.

Melalui momentum haul ini, Kementerian Agama menegaskan kembali komitmennya menjaga tradisi penghormatan terhadap ulama sekaligus mendorong generasi muda untuk meneladani semangat pengabdian almarhum.