- Kontributor
4 Juli 2023 0:0:0 1303

Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Kisah Nabi Ibrahim AS

Ket: JF Pranata Humas Kemenag Kota Palu, Dr. Muhammad Kasman, S.Sos.I., M.Pd. saat menjadi narasumber dalam acara dialog religi mutiara pagi di LPP RRI Palu (3/7/23)


Palu (Kemenag Sulteng) -- Pelaksanaan Idul Adha 1444-H/ 2023 M, oleh kaum muslimin dan muslimat seluruh dunia, hadir dalam konteks keislaman sebagai sebuah napak tilas, atas catatan perjalanan sang kekasih Allah SWT, Nabi Ibrahim as yang disebut sebagai kekasih Allah. kehidupan Ibrahim as menjadi cacatan dan diabadikan oleh Allah dalam Al-Quran mengenai sebuah sikap sabar, tabah, tawakkal, taat, istiqamah dan ikhlas.

Demikian disampaikan JF Pranata Humas Kemenag Kota Palu, Dr. Muhammad Kasman, S.Sos.I., M.Pd. dalam acara dialog religi mutiara pagi, kerjasama Kantor Kementerian Agama Kota Palu dengan LPP RRI Palu, didampingi presenter Umi Kalsum Djawas. Acara tersebut dilaksanakan di Kantor LPP RRI Palu, Senin (3/7/2023).

Menurutnya, sebuah hambatan bagi Nabi Ibrahim as, yang berhadapan dengan ayah kandungnya, sebagai penyembah berhala dan pemahat patung untuk disembah olehnya serta kaumnya.  Langkah Nabi Ibrahim as guna mengajak ayahandanya untuk beriman kepada Allah SWT, menjadi suatu tantangan yang sangat fenomenal dalam sejarah keislaman.

Nabi Ibrahim as mengatakan kepada sang ayah ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku takut azab dari Allah apabila menimpamu sehingga engkau menjadi teman setan. Nabi Ibrahim as pun dengan lugas berkata, Wahai Ayahku, janganlah menyembah setan, Sesungguhnya setan itu sangat durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah.

Memenuhi perintah Allah Nabi Ibrahim as menuju lembah gurun bersama Siti Hajar dan putranya Ismail yang masih disusuinya, Ia meletakkan keluarganya di area bumi yang akhirnya tercatat sebagai permukaan bumi terbangunnya Baitullah, yang dikenal dengan Mekkah sekarang.

Ketika Nabi Ibrahim as telah berlalu meninggalkan mereka, hingga berada di jalan pegunungan dan tidak terlihat lagi oleh Siti Hajar dan putranya Ismail, Nabi Ibrahim as menghadapkan wajahnya ke sebuah arah, manatap alam yang tampak itu, lalu beliau memanjatkan doa dalam getaran qalbunya yang dahsyat pada Tuhan yang menjaga kehidupan alam semesta.

Kisah Ismail merupakan asal mula dari ibadah haji dan kurban. Ismail adalah anak Ibrahim dengan istrinya Siti Hajar. Saat Ismail lahir, atas perintah Allah, Ibrahim membawa anaknya bersama siti hajar keluar dari Palestina. Mereka melewati padang pasir nan gersang menuju lembah berbukit yang dikenal sebagai Lembah Bakkah. Lembah itu kini merupakan kota suci Mekkah.

Ketika Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim menyampaikan bahwa ia mengalami mimpi. Nabi Ibrahim mengatakan bahwa Allah memerintahkannya untuk menyembelih Ismail. Ibrahim lalu meminta pendapat Ismail.

"Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu". Dengan penuh ketabahan dan ketaatan, Ismail meminta Ayahnya untuk melakukan perintah Allah itu. "Wahai Ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan Allah swt kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. Ungkapan ini terdapat dalam Alquran surat As-Saffat ayat 102.

Luar biasa indahnya akhlak seorang Ismail, tetap patuh, taat kepada orang tua meski minta disembelih. Dari kisah Nabi Ibrahim dan Ismail dapat kita ambil beberapa pelajaran antara lain yaitu, pertama, pelajaran tentang pentingnya setiap orang tua berikhtiar bersungguh-sungguh mendidik anak,  agar anak ta'at kepada Allah, Rasul-Nya dan orang tua.

Kedua, pelajaran tentang pentingnya orang tua menjadi teladan yang baik bagi anak-anak, seorang anak harus di didik berprasangka baik kepada  Allah SWT.

Ketiga, pelajaran tentang keyakinan bahwa balasan setiap kebaikan dari  Allah jauh lebih baik, pentingnya memilih  pasangan yang shaleh atau shalehah bagi yang belum menikah agar ia bisa menjaga diri dan keluarga, bagi yang sudah menikah agar dapat terus belajar  mendidik diri menjadi pribadi yang shaleh dan shalehah.

Keempat, Pelajaran tentang pentingnya mendidik anak untuk rela berkorban senang membantu orang lain yang sedang kesulitan dan kesusahan. pelajaran tentang kesabaran dan keikhlasan menerima ketentuan dan takdir dari Allah SWT. (kasman)

Tags: -

Editor: Muhammad Kasman
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex