Parimo (Kemenag Sulteng) - Kurikulum Merdeka memberi ruang yang luas bagi guru dan siswa untuk berkreasi dan mengembangkan seluruh potensinya. Dimana siswa dapat mengalami proses belajar dengan bahagia, juga tentang bagaimana guru mendidik anak dengan cinta dan kasih sayang.

Hal tersebut disampaikan oleh Pengawas Madya Madrasah Kabupaten Parigi Moutong Fadlan, saat memberikan materi pada bimbingan teknis Implementasi Kurikulum Merdeka yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Guru (KKG) Madrasah Ibtidaiyah Wilayah 2 Kabupaten Parigi Moutong pada Tanggal 29 s.d. 31 Juli 2024.

Fadlan mengatakan Implementasi perubahan kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum, adalah suatu proses pembelajaran yang panjang sehingga Pemerintah memberikan kesempatan kepada pendidik dan satuan pendidikan untuk mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing.

Seperti halnya peserta didik belajar sesuai dengan tahap kesiapan belajar mereka, pendidik dan satuan pendidikan juga perlu belajar mengimplementasikan Kurikulum Merdeka sesuai dengan kesiapan masing-masing, dan berangsur-angsur semakin mahir dalam menggunakannya.

Tahapan implementasi kurikulum bukanlah suatu peraturan atau standar yang ditetapkan Pemerintah.Tahapan ini dirancang untuk membantu pendidik dan satuan pendidikan dalam menetapkan target implementasi Kurikulum Merdeka.

Karena kesiapan pendidik dan satuan pendidikan tentu berbeda-beda, oleh karena itu, tahapan implementasi ini dirancang agar setiap pendidik dapat dengan percaya diri mencoba mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Kepercayaan diri yang dimaksud merupakan keyakinan bahwa pendidik dapat terus belajar dan mengembangkan kemampuan dirinya untuk melakukan yang terbaik dalam mengimplementasikan kurikulum.

Kemampuan untuk terus belajar, merupakan modal penting bagi pendidik.Tahapan ini dikembangkan sebagai langkah atau proses belajar untuk melakukan perubahan atas praktik pembelajaran dan asesmen yang perlu dilakukan pendidik saat mereka menggunakan kurikulum. 

Fadlan juga mengharapkan saat ini guru juga harus dapat memanfaatan teknologi, karena sangat penting untuk menjangkau seluruh lapisan stakeholders madrasah yang sangat luas dan beragam. 

Maklum, saat ini madrasah sudah menjadi pilihan utama masyarakat sehingga Kementerian Agama perlu terus melakukan upaya perbaikan mutu pendidikan madrasah, termasuk dalam aspek pengembangan sumber daya manusia, jelasnya.

Selanjutnya, Ketua Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah wilayah 2 Ruhni Hasim Lapali, mengharapkan agar para peserta bimtek yang terdiri dari Kepala Madrasah dan guru yang telah mengikuti bimtek IKM, kiranya dapat segera menerapkan ilmu yang didapatkan dimadrasah masing masing.

Karena IKM sangat dibutuhkan oleh setiap guru dan kepala madrasah untuk persiapan tugas guru, utamanya diawal tahun pelajaran dari proses belajar mengajar, serta pada proses asesmen formatif dan asesmen sumatif. 

Ruhni juga menyampaikan terima kasih kepada Ketua Kelompok Kerja Pengawas (Pokjawas) Madrasah Provinsi Sulawesi Tengah H. Yakub yang telah membuka kegiatan Bimtek Implementasi Kurikulum Merdeka bersama pengawas pembina H. Suparman, H. Maswiyah, serta Pengawas Madya Fadlan, serta Kepala MIN 3 Parigi Usbir, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan materinya.

Adapun materi yang disajikan adalah Kebijakan Pemerintah Dalam Pendidikan dan Pengembangan Madrasah, Moderasi Beragama, Strategi Pengembangan Kurikulum, Struktur Kurikulum Merdeka Berdasarkan KMA nomor 450 tahun 2024, Pembahasan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila ( P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil'alamin (PPRA) , Pembelajaran Berdiferensiasi, dan Asesmen Kurikulum Merdeka,  Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Alur Tujuan Pembelajaran dan Pelatihan Pembuatan Modul Ajar. (Fdl/Ahdal)