- Kontributor
4 Juli 2019 0:0:0 823

Sekjen Kemenag RI : Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama Modal Besar Bangsa Indonesia

Ket: Sekjen Kemenag RI Moh. Nur Kholis Setiawan memberikan sambutan pada kegiatan Workshop. (foto: zidia)


Palu (Kemenag Sulteng) - Sekretaris Jenderal  Kementerian Agama RI. Prof. Dr. Phil. H. Moh. Nur Kholis Setiawan, MA memberi sambutan dan membuka  kegiatan Workshop Deteksi Dini Paham Radikal Bagi Pemuda dan Lembaga Perempuan Lintas Agama di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2019 yang dilaksanakan oleh  Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI di Hotel Santika Palu. Rabu, 3 Juli 2019.

Dalam sambutannya Sekjen Nur Kholis mengungkapkan pengamatannya  berdasarkan tulisan jurnal akademik global ekonomi dan geo politik dalam 10 tahun terakhir ada 2 kosa kata kunci, pertama the shift of power pergeseran kekuatan dari barat menuju timur  dan yang kedua decline of West, US and decline of Europe  atau kemunduran barat, Amerika dan Eropa.

“Faktanya benar telah terjadi pergeseran kekuatan dari barat menuju timur dan Posisi  Indonesia  yang  terpenting  adalah rukunnya warga dan umat beragama di Indonesia.” Ujar Nur kholis

Nur Kholis menjelaskan bahwa ketika terjadi European Union (UN) penyatuan Eropa dengan menyatukan mata uang EURO, mengapa mereka menggabungkan diri  salah satunya yang mendasar  karena mereka tidak siap dengan keragaman. Diskusi media massa yang terjadi pada sekitar tahun 2000 - 2005 memunculkan istilah Likeculture (budaya Barat yang menjadi acuan bagi para imigran) persoalan paling mendasar di uni eropa adalah Jumlah imigran semakin banyak populasinya dan mereka tidak siap dengan keragaman. Seperti berlaku juga pada Uni Soviet, sehingga dalam konteks global bahwa bangsa yang masih mampu mempertahankan persatuan ditengah keragaman adalah Indonesia dan  ini menjadi Soft Power Diplomasi bagi Indonesia.

“Kerukunan di Indonesia yang dibangun diatas kesadaran bersama, diatas toleransi, pengertian dan ikatan emosional kultural yang sangat beragam telah menjadi acuan dan contoh yang sangat positif bagi peradaban dunia sekarang ini.” Kata Nur Kholis

“Umat beragama di Indonesia  sangat beragam sehingga umat beragama di Indonesia sangat  berbeda dengan umat beragama  dibelahan dunia lain karena agama yang masuk melalui jalur-jalur kebudayaan,” Lanjut Nur Kholis

Keberagaman menjadi Human capital modal yang besar bagi indonesia. “Kerukunan umat beragama merupakan modal yang besar bagi Indonesia dalam kontek peralihan kekuatan dari  Barat ke Timur sehingga  Cina, India, Jepang, Korea dan Indonesia menjadi bagian dari kekuatan tersebut ,”  Jelas Nur Kholis

Salah satu hal terpenting dalam menjaga kerukunan adalah tidak ada lagi batas fisik dan waktu yang diakibatkan oleh Revolusi di bidang teknologi Informasi dibanding 15 dan 20 tahun yang lalu. Komunitas virtual tidak lagi terhalangi oleh jarak dan waktu. Ketika Pola Interaksi dan komunikasi berubah  dan Kohesi Sosial ikatan kerukunan terjalin maka akan menjadi kekuatan baru. Bangsa yang besar ketika dapat menjaga kerukunan dan stabilitas keamanan pasti investasi akan masuk.

Munculnya konflik terjadi karena ada perasaan ditinggalkan, ada 4 hal yang perlu diwaspadai dalam menjaga kerukunan pertama jangan sampai ada Deprivasi relatif adalah perasan tidak mendapatkan kesempatan dibanding yang lain. setiap persaingan hidup kalah karena kompetensi n keahlian yang dimiliki maka yang  kedua muncul Dislokasi hidup tidak nyaman di lingkungan sendiri, di Kota Palu tapi tidak nyaman lagi berada di Palu karena didominasi orang lain. Ketiga Disorientasi merasa tidak memiliki masa depan, hal seperti ini kalau dibiarkan akan menjadi konflik sosial dan memunculkan  keempat Negatifisme adalah merasa segala sesuatu yang datang dari luar adalah negatif.

Sekjen Nur Kholis menekankan Empat Hal diatas kalau tidak diantisipasi melalui strategi kebijakan pemerintah melalui pembukaan kesempatan kerja dll akan memicu masalah karena sumber-sumber konflik lebih banyak disebabkan oleh faktor Sosial ekonomi  yang tidak ditangani dengan baik sehingga Isu Agama digunakan sebagai bensin pemicu yang dapat memperbesar dan memperluas konflik dan ini yang harus diwaspadai oleh para tokoh agama dan pemuda agar tidak ikut-ikutan memperbesar konflik yang sejatinya asalnya dari empat hal tersebut.

Peran kita harus mampu memitigasi dan mendeteksi  konflik di masyarakat apa penyebabnya jangan kemudian mudah dibawa ke ranah agama dan terprovokasi. Strategi yang digunakan dalam membangun kerukunan  adalah indikator pertama  ketika hubungan antara tokoh agama cair dan harmonis dengan bisa saling berkomunikasi dengan baik dan nyaman.

Indikator kedua adalah sering berjumpa baik pada dialog karya, terlibat dalam aktifitas social dan  tokoh lintas agama bisa mencairkan suasana kehidupat umat beragama.

Indikator Ketiga Deteksi paham radikal, Nur Kholis memperbaiki persepsi yang keliru tentang radikal, seseorang harus  meyakini ajaran agamanya atau beragama secara  absolut/radikal karena betul betul meyakini sampai ke akar-akarnya. Menghindari Paham Radikal maksudnya adalah menghindarkan diri dari  paham yang tidak memberikan ruang pada paham agama yang berbeda. Sehingga pentingnya Pemahaman Agama yang moderat, “Maksud dari moderat secara teologis adalah kita meyakini ajaran agama secara absolut  dan memberikan ruang pada orang yang berbeda” jelas Nur Kholis

Sebaliknya bahaya paham yang Liberal adalah menyamakan semua agama sehingga dapat meniadakan absolutisme dalam agama. Sehingga paham keagamaan yang moderat/wasathiah adalah solusi menjaga kerukunan.

Diakhir sambutannya Nur Kholis menjelaskan Indikator yang keempat adalah deteksi pendekatan mitigasi kerukunan dengan menjalin kebersamaan untuk merawat kerukunan, menjaga kerukunan seperti menjaga rumah tangga sehingga Rumahtangga merupakan  miniatur kerukunan.

Kakanwil Kemenag Sulteng Dr. H. Rusman langke, M.Pd berkesempatan mengawali sambutan dengan  mengapresiasi kegiatan Workshop  ini sangat positif dan strategis dalam rangka upaya kita merealisasikan visi dan misi  Kementerian agama. Kakanwil mengucapkan selamat datang dan terimakasih kepada Sekjen Kemenag RI khususnya  Pusat Kerukunan Umat Beragama Kemenag RI yang melaksanakan kegiatan ini di Provinsi Sulawesi  Tengah.

Kegiatan ini dilaksanakan oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB)  Kemenag RI di Hotel Santika Palu dari tanggal 3-5 Juli 2019 dihadiri oleh  Sekjen Kemenag RI, Kepala pusat kerukunan umat beragama diwakili oleh kepala bidang, narasumber dari kepolisian,  kesbangpol serta para peserta yang berjumlah 100 orang  dari   pemuda lintas agama kab/kota se-Prov. Sulteng.

(zidia)

Editor: Lilis Basira
Fotografer: -
Tags: -
HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex