- Kontributor
25 November 2019 0:0:0 2117

Pentingnya Moderasi Beragama dalam Merawat Perbedaan dan Keberagaman

Ket: Dr. H. Rusman Langke, M.Pd membuka kegiatan Workshop Deradikalisasi dan Counter Radikalisasi di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah didampingi Kasubbag Hukum dan KUB Rusli anggo dan Ketua Panitia Fahmi. (foto: Ula)


Palu (Kemenag Sulteng) - Kakanwil Kemenag Sulteng H. Rusman Langke membuka dan memberi sambutan pada  Workshop Deradikalisasi dan Counter Radikalisasi di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah yang dilaksanakan oleh Subbag Hukum dan KUB Kanwil Kemenag Sulteng  bertempat di asrama haji transit palu, Minggu, 24/11/2019.

Ketua Panitia melaporkan bahwa Kegiatan ini bermaksud  untuk menetralisir paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan dan bertujuan untuk memaksimalkan peran Kementerian Agama dalam program deradikalisasi dan counter radikalisasi serta menyebar luaskan paham moderasi agama.

Kakanwil mengatakan bahwa workshop ini sangat strategis dalam upaya memahami keragaman sebagai umat beragama yang percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Posisi Moderasi bergama berada di pertengahan tidak ekstrim kiri maupun kanan, semua agama moderat hanya diperlukan cara yang benar dalam memahami dan tidak salah menafsirkan dan mengamalkan ajaran agama masing-masing.

“Sikap yang moderat melalui kebersamaan sangat diperlukan unntuk mengikat perbedaan dan keberagaman yang ada dalam masyarakat” Kata Kakanwil

Rusman menjelaskan pula bahwa Lawan dari moderat adalah Ekstrim (berlebihan) yakni mengamalkan ajaran secara berlebihan. Moderat bermakna Wasathiah artinya pertengahan. menurut Quraish Shihab  Orang beragama harus bersifat moderat, orang yang moderat harus mempunyai pengetahuan dan memahami orang disekeliling kita, mampu mengendalikan emosi dan mampu mengendalikan intelektualnya.

Selanjutnya Kakanwil mengatakan bahwa Polarisasi umat beragama  dalam  memahami agama ada 2 kutub, Golongan yang pertama konservatif yaitu memahami dengan mengandalkan teks dan tanpa menggunakan kemampuan akal dalam memahami konteks lain. Golongan yang kedua liberalisme, terlalu mengandalkan kemampuan akal pikiran dan mengabaikan bahkan melanggar teks, bebas memahami nilai-nilai ajaran agama. Kedua golongan ini sama ekstrimnya.

Karena itu misi Kemenag dengan pentingnya moderasi beragama adalah mengembalikan pemahanan dan praktek beragama ke esensi agama yang sebenarnya yaitu memanusiakan manusia   untuk menghindari konflik yang mengatasnamakan agama dan dalam konteks Indonesia moderasi beragama diperlukan dalam strategi kebudayaan untuk merawat Indonesia.

Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari Penyuluh agama Kota palu, Tokoh ormas keagamaan dan tokoh pemuda dan pemudi. (zidia/ula)

Tags: -

Editor: Humas Lilis
Fotografer: -

HUBUNGI KAMI

JL. Prof Moh Yamin, Birobuli Utara, Kec. Palu Selatan Kota Palu, Sulawesi Tengah 94231

0451488920

kanwilsulteng@kemenag.go.id

Follow Us
GIAT KEAGAMAAN
UNIT KERJA

2023 © Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Tengah HTML Codex